PKB Berencana Alihkan Dukungan dari Ridwan Kamil ke Dedi Mulyadi, Ini Alasannya
"PKB berharap lahir pemimpin yang komunikatif dan memiliki fatsun politik yang berkesinambungan dan itu tidak terpenuhi dari Kang Emil," ujarnya.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) berencana mengikuti langkah Partai Golkar keluar dari koalisi pendukung bakal calon gubernur Ridwan Kamil pada ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.
"Politik sangat dinamis. Sebelum ditetapkan (KPU) ya boleh saja keluar," kata anggota Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanul Haq saat dihubungi Kompas.com melalui ponselnya, Rabu (20/12/2017).
Lebih lanjut, Maman mengatakan, PKB juga berencana mengalihkan dukungan untuk Pilkada Jawa Barat 2018 dari Ridwan Kamil ke Dedi Mulyadi yang merupakan ketua DPD Partai Golka Jawa Barat.
Baca: Jusuf Kalla Hadiri Penutupan Munaslub Golkar
Menurut dia, hal tersebut dilakukan PKB lantaran Ridwan Kamil tidak kunjung menetapkan calon wakilnya di penghujung waktu menjelang pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang sudah semakin mepet.
"Yang paling komunikatif adalah Golkar setelah memberikan rekomendasi kembali kepada Kang Dedi Mulyadi. Selain itu, ada pembicaraan luas bahwa PDI-P akan mengusung Kang Dedi Mulyadi," katanya.
Maman menjelaskan alasan PKB memilih Dedi Mulyadi untuk menggantikan Ridwan Kamil.
Menurut dia, sosok Ridwan Kamil belakangan ini justru tidak menunjukkan harapan bagi PKB.
"PKB berharap lahir pemimpin yang komunikatif dan memiliki fatsun politik yang berkesinambungan dan itu tidak terpenuhi dari Kang Emil," ujarnya.
PKB, kata Maman, tidak khawatir dengan elektabilitas Dedi Mulyadi yang berada di bawah dua rival terberatnya, yakni Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar.
Baca: Dedi Mulyadi Akan Segera Temui PKB Bahas Pilgub Jabar
Menurut dia, hasil survei dari lembaga survei tidak bisa menjadi sebuah acuan prematur dalam menentukan pemenang Pilkada Jawa Barat 2018.
"Entah mitos atau bukan, tapi di Jawa Barat ini yang menang itu yang nomor tiga. Dulu Agum (Gumelar) itu suveinya yang tertinggi, tapi Aher yang menang. Pilkada kemarin juga sama, Aher itu di bawah Dede Yusuf dan Rieke. Ini yang harus digarisbawahi. Survei penting untuk jadi bahan acuan, tapi jangan takabur, jangan sombong, kalau sombong bisa jadi jomblo," pungkasnya.(PUTRA PRIMA PERDANA)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: PKB Akan Dukung Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat 2018