Sekjen PDI Perjuangan: Kami Tak Terpikir Ganti Anas
PDI Perjuangan mengambil keputusan secara seksama, melalui pertimbangan yang matang
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto angkat bicara soal isu mundurnya Abdullah Azwar Anas dari pencalonan Pilkada Jawa Timur yang di pasangkan dengan bakal calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf.
Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa PDI Perjuangan mengambil keputusan secara seksama, melalui pertimbangan yang matang, dan tahapan-tahapan yang jelas dan terukur.
"Sekali keputusan politik diambil, Partai kokoh dan konsisten atas keputusannya, sebab keputusan diambil berdasarkan prinsip sebagai partai yang menjabarkan ideologi Pancasila," kata Hasto lewat pesan singkat kepada wartawan, Jumat (5/1/2018).
Menurutnya, ketika partai sudah mengambil pertimbangan ideologis, maka paslon yang diusung PDI Perjuangan didedikasikan untuk rakyat, bangsa dan negara.
"Gus Ipul dan Anas lahir dari kultur NU, dan keduanya memiliki kinerja yang baik dan membanggakan. Keduanya memiliki wawasan yang luas dan hadir sebagai representasi kepemimpinan profesional dengan akar dukungan rakyat yang sangat kuat. Karena itulah PDI Perjuangan tidak pernah memiliki pemikiran sedikitpun untuk mengganti paslon tersebut," kata Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengingatkan bahwa dalam alam politik kekuasaan menang-menangan yang sering diterapkan pihak lawan, atau pihak yang memuja kekuasaan, dan dengan melupakan etika dan moral, memang ada kecenderungan menghalalkan segala cara.
"Mereka yang telah kami pilih, dan punya potensi menang, tentu saja secara sengaja dan sistematis dicoba diturunkan elektabilitasnya. Isu yang sering dipakai adalah masalah moral, melalui rekayasa pelanggaran moral," kata Hasto.
Lebih lanjut dirinya menegaska, isu korupsi dan berbagai isu lainnya termasuk ujaran kebencian, sengaja digunakan memecah belah antara calon dan parpol pengusungnya.
Atas berbagai dinamika tersebut Hasto meminta kepada seluruh paslon untuk tetap teguh pada jalan kepemimpinan untuk rakyat.
"Perubahan hanya bisa terjadi melalui force majure, misal calon berhalangan tetap, atau mengundurkan diri karena tidak diijinkan oleh keluarga dekatnya, atau karena kepentingan yang lebih besar sebelum batas akhir pendaftaran," kata Hasto.