Sekjen PDIP: Kami Tak Terpikir Ganti Azwar Anas
Hasto menegaskan partainya mengambil keputusan secara seksama, melalui pertimbangan yang matang, dan tahapan-tahanan yang jelas dan terukur.
Penulis: Dewi Agustina
![Sekjen PDIP: Kami Tak Terpikir Ganti Azwar Anas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pdi-perjuangan-umumkan-bacagub-5-provinsi_20180104_195640.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjend DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi isu mundurnya Abdullah Azwar Anas dari pencalonan Pilkada Jawa Timur 2018.
Hasto menegaskan partainya mengambil keputusan secara seksama, melalui pertimbangan yang matang, dan tahapan-tahanan yang jelas dan terukur.
"Sekali keputusan politik diambil, partai kokoh dan konsisten atas keputusannya, sebab keputusan diambil berdasarkan prinsip sebagai partai yang menjabarkan ideologi Pancasila," kata Hasto dalam keterangan yang disampaikan kepada redaksi Tribunnews.com, Jumat (5/1/2018).
Ketika partai mengambil atas pertimbangan ideologis, kata Hasto, maka pasangan calon yang diusung didedikasikan untuk rakyat, bangsa dan negara.
Baca: Anak Muda Indonesia Banyak yang Tak Mengenal Ratna Sari Dewi, Perempuan Jepang Istri Soekarno
"Gus Ipul dan Anas lahir dari kultur NU, dan keduanya memiliki kinerja yang baik dan membanggakan. Keduanya memiliki wawasan yang luas dan hadir sebagai representasi kepemimpinan profesional dengan akar dukungan rakyat yang sangat kuat. Karena itulah PDI Perjuangan tidak pernah memiliki pemikiran sedikit pun untuk mengganti paslon tersebut," ujarnya menegaskan.
Hasto mengingatkan bahwa dalam alam politik kekuasaan menang-menangan yang sering diterapkan 'pihak sana', pihak yang memuja kekuasaan, dan dengan demikian melupakan etika dan moral, memang ada kecenderungan menghalalkan segala cara.
"Mereka yang telah kami pilih, dan punya potensi menang, tentu saja secara sengaja dan sistematis dicoba diturunkan elektabilitasnya. Isu yang sering dipakai adalah masalah moral, melalui rekayasa pelanggaran moral; isu korupsi; dan berbagai isu lainnya termasuk ujaran kebencian dan memecah belah antara calon dan parpol pengusungnya," kata Hasto.
Baca: Jawa Barat Sering Terjadi Gempa, Berikut Penjelasan BMKG
Atas berbagai dinamika tersebut Hasto meminta kepada seluruh pasangan calon untuk tetap teguh pada jalan kepemimpinan untuk rakyat.
"Perubahan hanya bisa terjadi melalui force majeure, misal calon berhalangan tetap, atau mengundurkan diri karena tidak diizinkan oleh keluarga dekatnya, atau karena kepentingan yang lebih besar sebelum batas akhir pendaftaran," ujar Hasto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.