Sekjen PDIP: Kami Belum Memutuskan Siapa yang Ganti Azwar Anas
Menurut Hasto, siapa calon yang akan disandingkan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sudah dianggap tidak terlalu penting.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku sedih dan prihatin setelah melaporkan pengembalian mandat penugasan Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Abdullah Azwar Anas kepada Ketua Umum paeti berlambang banteng itu, Megawati Soekarnoputri.
Kendati demikian, ia menyebut partainya menerima penyerahan mandat dari Bupati Banyuwangi tersebut.
Baca: Inilah Tiga Residivis Korupsi: Mulai Bupati hingga Ketua DPRD
"Jadi setelah saya melaporkan kepada ibu Ketua Umum, dengan sangat sedih, prihatin, kami menerima surat penyerahan mandat itu," ujar Hasto, saat ditemui di depan kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/2018).
Hasto menambahkan, pihaknya memang secara resmi telah menerima keputusan itu.
Namun ia menegaskan PDIP belum memiliki calon pengganti pria yang dituding melakukna perbuatan tidak senonoh lantaran sejumlah foto vulgar yang beredar beberapa waktu lalu pasca mandat tersebut diberikan padanya.
"Karena itulah, secara resmi kami memang menerima (hal) itu, tapi kami belum memikirkan dan memutuskan siapa yang akan menjadi pengganti dari Azwar Anas," jelas Hasto.
Menurut Hasto, siapa calon yang akan disandingkan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sudah dianggap tidak terlalu penting.
Ia menegaskan bahwa hal yang terpenting saat ini adalah menegakkan kebenaran.
Pasalnya ia dan kader PDIP lainnya tidak percaya dengan isu tersebut, dan menganggap serangab yang ditujukan terhadap Azwar Anas merupakan politik hitam yang biasa dilakukan oleh lawan politik.
"Buat kami, itu tidak menjadi begitu penting lagi, buat kami yang lebih penting adalah bagaimana kebenaran ini ditegakkan," tegas Hasto.
Selain itu, Hasto menyampaikan PDIP juga fokua pada pembangunan karakter pemimpin yang sukses namun melalui proses yang baik, tanpa menggunakan politik hitam.
"Bagaimana pemimpin-pemimpin yang berhasil, tumbuh dari proses yang sangat baik," kata Hasto.