Ucapan Presiden PKS Disayangkan, Ketua Bawaslu Jabar Contohkan Jokowi
"Dalam konteks ini saya belum dengar, (kalau di media) mungkin ada tapi saya tidak lihat langsung," katanya.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Pengawas Pemilu Jawa Barat (Bawaslu Jabar) berkomentar mengenai ucapan Presiden PKS Sohibul Iman yang menyinggung identitas kesukuan terkait Pilgub Jabar.
Ketua Bawaslu Jabar Harminus Koto menyayangkan pernyataan tersebut.
Sohibul Iman menyinggung identitas kesukuan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, Sudrajat - Ahmad Syaikhu dan membandingkannya dengan pasangan calon lain.
Baca: Ibu Ini Terancam Denda Rp 160 Juta Gara-gara Unggah Foto Anak Tanpa Izin
Presiden PKS itu sempat menyinggung soal isu Sunda dan keterkaitannya dengan pasangan calon gubernur Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi pada sejumlah kesempatan.
"Seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu disinggung karena itu daerah privat masing-masing orang. Kalau dia orang Sunda, Padang, Jawa dan lain-lain (lalu maju di pilkada) kan tidak salah karena Indonesia ini negara yang dari Sabang-Merauke terdapat banyak suku. Contohnya itu presiden kita (Joko Widodo) orang Jawa (sempat) maju di ibu kota (Pilgub DKI Jakarta)," ujar Harminus di Kantor Bappeda Jabar, Jalan Ir H Juanda Bandung, Kamis (11/1/2018).
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya sebagai kekayaan bangsa.
Sehingga, identitas personal berkaitan dengan suku dan tenis tidak perlu dipermasalahkan dalam pilkada.
"Dalam kerangka ini (pilkada), ya berpolitiklah dengan program, visi dan misi. Kaya Saya (Ketua Bawaslu Jabar) juga orang Bukit Tinggi (Sumatera Barat)," kata Harminus.
Ia mengaku belum mendengar pernyataan Presiden PKS tersebut.
"Dalam konteks ini saya belum dengar, (kalau di media) mungkin ada tapi saya tidak lihat langsung," katanya.
"Untuk konteks ini saya berpikir positif saja, mungkin ada beliau memperkenalkan calonnya."
Baca: Pria Ini Nekat Tabrakkan Tank ke Supermarket Demi Curi Wine
Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, ia menekankan soal pentingnya tidak menebar isu Suku, Ras dan Agama (SARA) serta etnis dan keyakinan.
Ia berharap hal-hal bersinggungan dengan Sara tidak diucapkan dan tidak dihembuskan.
"Dalam pilkada dan dalam momen apapun setiap orang jangan berpolitik identitas, politik sara, uang itu harus dihentikan. Jabar ini masyarakat yang berperadaban tinggi, punya kultur sopan santun yang baik, jangan kita untuk pemenangan pemilu lakukan hal-hal blunder, ujar Harminus.
Seperti diketahui, Presiden PKS Sohibul Iman membeberkan alasan PKS mengusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018 pada kegiatan doa bersama pasangan 'ASYIK' tersebut dengan para pendukungnnya di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Rabu (10/1/2018).
Iman mengatakan dukungan dari partainya tersebut dilatarbelakangi oleh kriteria pemimpin Jawa Barat yang diinginkan PKS pada Pilgub Jabar 2018 terdapat pada sosok Sudrajat.
"Alasan kami memilih Sudrajat dan Syaikhu adalah karena memenuhi lima syarat pemimpin Jabar. Yaitu nyunda, nyantri, nyakola, nyantika, dan nyatria," katanya dalam orasi di hadapan ratusan orang pendukung ASYIK.
Iman mengatakan orangtua Sudrajat yang berasal dari Cianjur dan Sumedang membuat Sudrajat sebagai orang Sunda tulen.
Selain itu, wajah, bahasa, dan perilaku Sudrajat pun dinilai sangat nyunda.
Bahkan, Iman membandingkan Sudrajat dengan Dedi Mulyadi, yakni calon wakil gubernur dari Partai Golkar, yang dikenal dengan sosok yang sangat lekat dengan kebudayaan Sunda.
Kesundaan Sudrajat, katanya, diberi nilai 10 poin.
"Dedi itu nilainya 8,5 lah, yang lain di bawah itu dari kesundaan," ucapnya.
Kriteria kedua, kata Iman, adalah nyantri.
Menurut Iman, Ajat yang memiliki pesantren di Sukabumi dan berasal dari keluarga pesantren sudah tidak perlu diragukan dalam kategori religiusitas tersebut.
"Meskipun kategori nyantri masih kalah sama Syaikhu, tapi Sudrajat angkanya delapan," ucapnya.
Dalam hal pendidikan, Sudrajat pun dinilai unggul oleh Iman.
Pasalnya, tidak ada calon gubernur lain yang merupakan lulusan Harvard, selain Sudrajat.
Kriteria lain, katanya, Sudrajat mempunyai etika yang bagus, senang bergurau, sopan, dan selalu menghormati orang lain, meskipun kepada yang lebih muda.
Kriteria terakhir, Sudrajat dinilai punya jiwa ksatria dan gagah.
Dalam orasinya, Sudrajat mengatakan masyarakat harus memilih pemimpin yang akan melanjutkan kepemimpinan
Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jabar selama 10 tahun.
"Saya titip pesan, mari berjuang bersama saya. Kalau anda memenangkan Sudrajat-Syaikhu, bukan berarti mendudukkan kami di jabatan gubernur dan wakil gubernur. Anda akan memenangkan diri anda sendiri karena kita akan membangun Jabar bersama," katanya.
Dalam orasinya, Sudrajat atau Kang Ajat ini mengajak masyarakat Jawa Barat untuk menguasai daerahnya sendiri, menolak kapitalisme ekonomi oleh segelintir golongan dan mendapat akses selebar mungkin untuk mengolah hasil bumi dan alamnya sendiri. (Mega Nugraha)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul: Bawaslu Jabar Sayangkan Pernyataan Presiden PKS Singgung Identitas Kesukuan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.