Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pernyataan Presiden PKS Soal Identitas Kesukuan Para Calon Gubernur Jabar Disayangkan Bawaslu

Sohibul Iman menyinggung identitas kesukuan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, Sudrajat - Ahmad Syaikhu.

Editor: Ravianto
zoom-in Pernyataan Presiden PKS Soal Identitas Kesukuan Para Calon Gubernur Jabar Disayangkan Bawaslu
Tribunnews/JEPRIMA
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyampaikan kata sambutan pada acara konsolidasi pasangan calon kepala daerah PKS di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2018). Pada acara ini dilakukan juga ikrar pemenangan Calon Kepala Daerah terhadap delapan pasang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, 45 Calon Walikota dan Wakil Walikota serta 16 Pasang Calon Bupati dan Wakil Bupati, untuk mempersiapkan diri jelang Pilkada 2018. Tribunnews/Jeprima 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Badan Pengawas Pemilu) (Bawaslu) Jawa Barat (Jabar) Harminus Koto menyayangkan pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman yang menyinggung identitas kesukuan dalam kaitannya dengan pemilihan gubernur Jabar.

Sohibul Iman menyinggung identitas kesukuan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, Sudrajat - Ahmad Syaikhu dan membandingkannya dengan pasangan calon lain.

‎Presiden PKS Shohibul Iman sempat menyinggung soal isu Sunda dan keterkaitannya dengan pasangan calon gubernur Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi pada sejumlah kesempatan.

Baca: Persib Bandung Terancam Jadi Tim Musafir

Baca: Apriliana Ternyata Aktris Mesum Langganan Faisal, Sudah Tiga Kali Bintangi Video Porno Buatan Faisal

"Seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu disinggung karena itu daerah privat masing-masing orang. Kalau dia orang Sunda, Padang, Jawa dan lain-lain (lalu maju di pilkada) ‎kan tidak salah karena Indonesia ini negara yang dari Sabang-Merauke terdapat banyak suku. Contohnya itu presiden kita (Joko Widodo) orang Jawa (sempat) maju di ibu kota (Pilgub DKI Jakarta)," ujar Harminus di Kantor Bappeda Jabar, Jalan Ir H Juanda Bandung, Kamis (11/1).

BERITA TERKAIT

Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya sebagai kekayaan bangsa.

Sehingga, identitas personal berkaitan dengan suku dan tenis tidak perlu dipermasalahkan dalam pilkada.

"Dalam kerangka ini (pilkada), ya berpolitiklah dengan program, visi dan misi. Kaya Saya (Ketua Bawaslu Jabar) juga ‎orang Bukit Tinggi (Sumatera Barat)," kata Harminus. Ia mengaku belum mendengar pernyataan Presiden PKS tersebut.

"Dalam konteks ini saya belum dengar, (kalau di media) mungkin ada tapi saya tidak lihat langsung," katanya.

"‎Untuk konteks ini saya berpikir positif saja, mungkin ada beliau memperkenalkan calonnya."

Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, ia menekankan soal pentingnya tidak menebar isu Suku, Ras dan Agama (Sara) serta etnis dan keyakinan. Ia berharap hal-hal bersinggungan dengan Sara tidak diucapkan dan tidak dihembuskan.

"Dalam pilkada dan dalam momen apapun setiap orang jangan berpolitik identitas, politik sara, uang itu harus dihentikan. Jabar ini masyarakat yang berperadaban tinggi, punya kultur sopan santun yang baik, jangan kita untuk pemenangan pemilu lakukan hal-hal blunder, ujar Harminus.

Seperti diketahui, Presiden PKS Sohibul Iman membeberkan alasan PKS mengusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018 pada kegiatan doa bersama pasangan 'ASYIK' tersebut dengan para pendukungnnya di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Rabu (10/1/2018).

Iman mengatakan dukungan dari partainya tersebut dilatarbelakangi oleh kriteria pemimpin Jawa Barat yang diinginkan PKS pada Pilgub Jabar 2018 terdapat pada sosok Sudrajat.

Iman mengatakan orangtua Sudrajat yang berasal dari Cianjur dan Sumedang membuat Sudrajat sebagai orang Sunda tulen.

Selain itu, wajah, bahasa, dan perilaku Sudrajat pun dinilai sangat nyunda.

Bahkan, Iman membandingkan Sudrajat dengan Dedi Mulyadi, yakni calon wakil gubernur dari Partai Golkar, yang dikenal dengan sosok yang sangat lekat dengan kebudayaan Sunda.

Kesundaan Sudrajat, katanya, diberi nilai 10 poin.

"Dedi itu nilainya 8,5 lah, yang lain di bawah itu dari kesundaan," ucapnya.

Kriteria kedua, kata Iman, adalah nyantri.

Menurut Iman, Ajat yang memiliki pesantren di Sukabumi dan berasal dari keluarga pesantren sudah tidak perlu diragukan dalam kategori religiusitas tersebut.

"Meskipun kategori nyantri masih kalah sama Syaikhu, tapi Sudrajat angkanya delapan," ucapnya.

Dalam hal pendidikan, Sudrajat pun dinilai unggul oleh Iman.

Pasalnya, tidak ada calon gubernur lain yang merupakan lulusan Harvard, selain Sudrajat.

Kriteria lain, katanya, Sudrajat mempunyai etika yang bagus, senang bergurau, sopan, dan selalu menghormati orang lain, meskipun kepada yang lebih muda.

Kriteria terakhir, Sudrajat dinilai punya jiwa ksatria dan gagah.

Dalam orasinya, Sudrajat mengatakan masyarakat harus memilih pemimpin yang akan melanjutkan kepemimpinan

Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jabar selama 10 tahun.

"Saya titip pesan, mari berjuang bersama saya. Kalau anda memenangkan Sudrajat-Syaikhu, bukan berarti mendudukkan kami di jabatan gubernur dan wakil gubernur. Anda akan memenangkan diri anda sendiri karena kita akan membangun Jabar bersama," katanya.

Dalam orasinya, Sudrajat atau Kang Ajat ini mengajak masyarakat Jawa Barat untuk menguasai daerahnya sendiri, menolak kapitalisme ekonomi oleh segelintir golongan dan mendapat akses selebar mungkin untuk mengolah hasil bumi dan alamnya sendiri.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas