Al Khaththath Protes Rekomendasi Para Ulama Presidium 212 Tak Digubris Gerindra, PAN dan PKS
Sekjen Forum Umat Islam, Al Khaththath melayangkan protes terhadap tiga partai politik, yakni Gerindra, PAN, dan PKS.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Forum Umat Islam, Al Khaththath melayangkan protes terhadap tiga partai politik, yakni Gerindra, PAN, dan PKS.
Ia menyesalkan, rekomendasi para ulama presidium 212 pada Pilkada serentak 2018 tak digubris tiga parpol tersebut.
Satu di antaranya, rekomendasi untuk mengusung La Nyalla Mahmud Matalitti pada Pilkada Jawa Timur 2018.
"Kami prihatin kasus yang dihadapi oleh La Nyalla," ujar Al Khaththath di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018) dua hari lalu.
Menurutnya, terdapat lima kader atau alumni 212 yang direkomendasikan untuk diusung pada Pilkada tahun ini, termasuk La Nyalla.
Rekomendasi itu, diserahkan kepada Gerindra, PAN, dan PKS.
"Dan juga beberapa nama yang kami ajukan kepada pimpinan partai agar kader dari aksi 212 itu dari 171 Pilkada kita hanya minta lima agar bisa diberikan rekomendasi khusus," ujar Al Khaththath.
Al Khaththath mengatakan, rekomendasi kelima nama itu, diserahkan langsung kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Presiden PKS Sohibul Iman.
Baca: Belasan Calon Hakim Mundur, Alasannya karena Tak Direstui Orang Tua
Pertemuan berlangsung di rumah Zulkifli.
"Namun tidak satu pun yang diberikan rekomendasi," ujar Al Khaththath.
Menurutnya, suara para ulama tidak didengar ketiga partai. Padahal, pengerahan aksi bela Islam 212 lalu, melibatkan peran para ulama.
Hingga akhirnya memenangkan pasangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta.
"Kita kan' menganggap para ulama sudah memperjuangkan dengan pengerahan aksi bela Islam 212 yang sangat fenomenal. Kita di Jakarta sudah berhasil memunculkan Gubernur Anies-Sandi yang didukung para ulama dengan semangat 212, semangat Al Maidah 51," ujarnya.
Namun, para elite politik ketiga parpol, merasa terdapat beberapa wilayah yang penduduk umat Islam tidak dominan.
"Di Sulut, di Papua dan NTT kita maklumi. Tetapi kalau terjadi di Jawa Timur pusing, banyak komplain dari bawah sampai ke saya," ujar Al Khaththath.
Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengakui menjalin komunikasi dengan presidium 212, termasuk dalam Pemilihan kepala daerah.
Baca: La Nyalla Laporkan Oknum Politisi Gerindra ke KPK dan Polri
Riza juga mengakui presidium tersebut menitipkan nama nama calon untuk diusung di Pilkada 2018.
"Jadi kami punya komunikasi hubungan dengan elemen-elemen, memang presidium-presidium itu menitipkan orang orang untuk dapat diusung partai-parta tertentu termasuk partai Gerindra?," kata Riza di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/1/2018) kemarin.
Tidak hanya La Nyalla, ada nama yang disodorkan presidum 212 untuk bertarung di Pilkada Bogor, Jawa Barat.
Hanya saja menurut Riza, Partai Gerindra tidak bisa mengusungnnya karena kekurangan kursi.
"Di Jabar, Bogor ada satu nama disodorkan tapi koalisi lainnya tidak mendukung. Mudah-mudahan bila ke depan Gerindra kursinya banyak, bisa mengusung sendiri sehinga lebih leluasa," pungkasnya.
Riza Patria memastikan, partainya tidak akan menempuh jalur hukum untuk merespon tudingan La Nyalla Mattalitti.
Sebelumnya La Nyalla menuding Prabowo Subianto dan Partai Gerindra meminta uang Rp 40 miliar sebagai mahar politik untuk mendapatkan rekomendasi pencalonan di Pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Riza mengatakan partainya akan membicarakan baik-baik dengan La Nyalla mengenai permasalahan yang terjadi.
Baca: Ade Komarudin Sempat Meneteskan Air Mata Pasca Operasi Syaraf
"Terkait langkah hukum, kita lakukan silaturahmi, mediasi, melakukan cara-cara untuk menyelesaiakan masalah secara mufakat. Saya yakin masalah partai dengan kader bisa diselesaikan mufakat," kata Riza.
Menurut Riza, Gerindra tidak akan membesarkan masalah tersebut. Ia mengatakan permasalahan dengan La Nyalla terjadi karena adanya miss komunikasi.
"Kita tidak pernah mempermasalahkan hal hal yang sebenarnya tidak perlu kita besar-besar kan. La Nyalla itu orang yang baik. Saya kenal betul, saya termasuk kader Gerindra yang mendukung beliau di Pilgub Jatim. Saya termasuk orang yang berusaha beliau didukung beberapa partai. Dia orang yang baik, dikenal luas, dekat dengan santri, dekat dengan pesantren," katanya.
Riza mengaku tidak tahu alasan La Nyalla melontarkan tudingan tersebut.
Yang pasti menurut Riza, Gerindra telah memberikan kesempatan kepada La Nyalla untuk mencalonkan diri di Pilgub Jatim.
Hanya saja hal tersebut sulit dilakukan karena Gerindra tidak bisa mengusung sendiri, dan PAN serta PKS tidak mau ikut bergabung.
"Saya tidak mengatakan itu bentuk kekecewaan. Dia sudah berusaha selama ini kampanye sosialisasi, kunjungan kemana mana ikut membesarkan partai. Partai Gerindra sebenarnya sudah memberikan kesempatan kepada la nyalla," kata dia. (tribun/taufik ismail/dennis Destryawan)