Pakai Peci Hitam, Bambang Soesatyo Diambil Sumpah Jadi Ketua DPR
Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali untuk menjadi Ketua DPR RI.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali untuk menjadi Ketua DPR RI.
Mengenakan peci hitam, setelan jas hitam dan dasi kuning, Bambang berhadap-hadapan dengan Hatta Ali.
Disebelahnya ada tiga wakil Ketua DPR yaitu Fahri Hamzah, Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan.
"Sebelum memangku jabatan ketua DPR, saudara wajib bersumpah menurut agama Islam, apakah saudara bersedia?" tanya Ketua MA Hatta Ali.
"Bersedia," jawab Bambang.
"Patut saya ingatkan sumpah yang saudara ucapkan mengandung tanggungjawab memelihara dan menyelamatkan Pancasila dan UUD tahun 1945. Sumpah ini adalah janji terhadap Tuhan YME dan manusia yang harus ditepati dengan segala keikhkasan dan kejujuran. Saya harap saudara mengikuti apa yang saya ucapkan," kata Hatta Ali.
"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan memeuhi kewajiban sebagai Ketua DPR dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai peraturan, perundang-undangan, dengan berpedoman kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerja dengan sungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan demokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Daripada kepentingan pribadi, seseorang dan golongan. Bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili, untuk mewujudkan tujuan nasional. Demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Hatta diikuti Bambang.
Baca: ICW Khawatir Bamsoet Bikin Citra DPR Semakin Buruk
Setelah itu Bambang menandatangani berita acara sumpah.
Dikuti oleh rohaniawan dan Ketua Mahkamah Agung.
Tepuk tangan pun bergema di dalam ruang sidang paripurna.
Hatta Ali dan tiga wakil Ketua DPR yang hadir pun memberikan ucapan selamat.
Dalam kesempatan ini hadir juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan sejumlah pimpinan lembaga negara.