Buwas: Indonesia Bukan Cuma Tempat Transit, tapi jadi Produsen Narkoba
Komjen Budi Waseso mengungkapkan peredaran narkoba di tanah air semakin meningkat tiap tahunnya.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengungkapkan peredaran narkoba di tanah air semakin meningkat tiap tahunnya.
Menurut Buwas, Indonesia bahkan telah menjadi pasar potensial bagi peredaran narkoba. Dalam pemantauan BNN, Indonesia mulai berubah menjadi produsen.
"Kita bukan lagi menjadi tempat transit lagi tetapi menjadi pangsa pasar yang luar biasa, bahkan sekarang sudah menjadi pabrikan," ujar Buwas di kantor Dirjen Bea Cukai, Pisangan, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Baca: Kelakar Buwas kepada Wartawan, Setelah Pensiun Ingin Jadi Bandar
Sejauh ini, Buwas mengaku BNN sudah mengamankan 3 pabrik narkoba di dalam negeri.
BNN menemukan pabrik pembuatan narkotika di Semarang serta pabrik berjenis PCC di Sidoarjo. Dalam penggrebekan tersebut, BNN menyita pil PCC mencapai jutaan.
Terakhir, BNN menggrebek pabrik narkoba di Tangerang Rabu (17/1/2018). Mereka mengamankan pabrik produksi narkotika berjenis ekstasi dan menyita 11 ribu pil ekstasi dalam penggrebekan tersebut.
Buwas meyakini, kalau tidak ditindak jumlah pabrik yang memproduksi narkoba akan terus bertambah. "Kami yakin ini akan terjadi di mana-mana karena jumlah beredar begitu luas," kata mantan Kabareskrim ini.
Produsen narkoba di Indonesia mendapatkan bahan baku pembuatan ekstasi dari luar negeri. Bahan tersebut dikirim lewat jalur laut maupun udara.
Berdasarkan catatan kasus narkoba yang ditangani kepolisian, Bea Cukai, dan BNN mencapai 40.000 kasus di 2017. Sekitar 50.000 orang menjadi tersangka di 2017.
BNN menyita 4,7 ton sabu selama di 2017. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2016 yang hanya 3,6 ton.
Sementara itu, ganja menjadi barang terbanyak disita oleh dari hasil kerja sama BNN, Polri, dan Bea Cukai selama 2017.
"Ini ditangkap Bea Cukai, Kepolisian, dan BNN, untuk wilayah indonesia secara keseluruhan itu kami jumlahkan secara keseluruhan ganja kering yang bisa kita sita, kita musnahkan itu 51 ton," ungkap Buwas.