Sudah 2.027 Warga Asmat Mendapat Pelayanan Kesehatan
Satgas Kesehatan TNI KLB juga menempatkan dua dokter spesialis anak di RSUD Agats, Kabupaten Asmat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga hari ini, Kamis (18/1/2018), hari kedua Posko Satgas Kesehatan Kejadian Luar Biasa (KLB) TNI, petugas medis dari TNI, yang dibantu oleh petugas medis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, sudah berhasil melayani 2.027 warga yang mengidap gizi buruk dan campak.
Dala siaran pers Mabes TNI yang diterima Tribunnews.com, disebutkan bahwa 2.207 warga tersebut terdiri dari 1.871 anak yang menerima imunisasi, 22 orang mendapat penanganan gizi buruk, 121 orang mendapat pengobatan campak, 4 orang malaria, 4 orang TBC, 3 orang dyapesia, 1 orang tetanus serta 1 orang transfusi darah.
Para dokter spesialis dan paramedis yang berasal dari TNI, Kemenkes serta Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Asmat itu, mendatangi rumah-rumah warga di kampung-kampung wilayah Asmat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara langsung bagi warga yang terkena wabah penyakit.
Disamping itu, Satgas Kesehatan TNI KLB juga menempatkan dua dokter spesialis anak di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, dikarenakan jumlah penderita anak-anak yang dirujuk dan dirawat di rumah sakit tersebut sangat banyak.
Baca: Pengendalian KLB Gizi Buruk, Sudah 1,2 Ton Obat Didistribusikan di Asmat
Data jumlah warga yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan dari Satgas Kesehatan TNI yang bertugas di Distrik-Distrik wilayah Kabupaten Asmat, belum seluruhnya dapat dilaporkan ke Posko Kesehatan dikarenakan kendala sulitnya sinyal telekomunikasi.
Kasus gizi buruk dan campak yang diderita warga Asmat, menurut salah satu dokter TNI,
Menurut Letkol Ckm dr. Rachmanto, berbeda denga penyakit gizi buruk dan campak di tempat lain. Pada umumnya warga Asmat yang mengidap penyakit tersebut, juga mengidap komplikasi radang paru, malaria dan TB. Sehingga penyembuhannya membutuhkan waktu lama.
"Gizi buruk bukan sebuah penyakit seperti batuk pilek yang mudah untuk diobati, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Apalagi demografis Asmat yang sulit dan pola hidup sehat yang masih minim," ucapnya.