Ini Keuntungan PKB pada Pilpres 2019
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, PKB menggadang Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maju dalam Pemilu nanti.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kalangan mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar maju sebagai calon wakil presiden RI pada Pemilu 2019.
Langkah ini pun dinilai Lembaga Survei Indonesia (LSI) mendongkrak elektabilitas PKB.
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, PKB menggadang Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maju dalam Pemilu nanti.
Langkah ini dapat meningkatkan elektabilitas dari partai yang menaungi.
Dia mengatakan, PKB bersaing ketat dengan Demokrat yang mengangkat Agus yang tengah gencarnya menggadang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju dalam Pemilu 2019 mendatang.
Baca: Muhaimin Iskandar Kembali Gelar Pasar Murah di Acara Muswil PKB Jabar
Dalam persaingan antara kedua partai tersebut, Rully mengatakan bahwa PKB lebih diuntungkan dari Demokrat dengan isu Islam yang sedang hangatnya di masyarakat.
"Dimana sejak Pilkada Jakarta kemarin, isu mengenai Islam sangat seksi sekali, dan ini bisa diambil keuntungan oleh PKB, yang basis pemilih tradisionalnya basis pemilih Muslim terutama Nahdlatul Ulama," kata Rully dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurut Rully, kedua figur tersebut dapat menaikkan elektabilitas partai jika sama-sama bersaing sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2019 mendatang.
Sebab, sebagai partai papan tengah, Demokrat maupun PKB dinilai dapat menjadi salah satu partai penentu dan penopang dari tiga partai papan atas (PDIP, Golkar dan Gerindra) dalam mencalonkan presiden di pemilu 2019 nanti.
"Dua figur ini yang Cak Imin kemarin sempat santer dengan cawapres zaman now dan AHY juga begitu tagline-nya, dan mereka bersaing (di pilpres 2019). Memang ini bisa dibilang PKB dan Demokrat bisa menjadi partai penentu salah satu penopang partai tiga besar ini (PDIP, Golkar dan Gerindra), untuk mencalonkan presiden nanti kedepan," tambah Rully.
Survei LSI dilakukan pada 7 hingga 14 Januari 2018, terhadap 1200 responden berdasarkan metode /multi stage random sampling.
Survei sendiri dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dengan responden yang dilakukan serentak di 35 provinsi di Indonesia, dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.