Mahfud MD Siap Ikut Membentuk Khilafah, Tapi Ini Syaratnya!
Pakar Hukum dan Tata Negara, Profesor Mahfud MD, menegaskan, khilafah sebagai sistem politik atau sistem negara tidak ada yang baku.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Pakar Hukum dan Tata Negara, Profesor Mahfud MD, menegaskan, khilafah sebagai sistem politik atau sistem negara tidak ada yang baku.
"Kalau ada yang baku, saya mau ikut. Suruh ke sini orang-orangnya," kata Mahfud MD usai menjadi narasumber pada seminar 'Aktualisasi Pemikiran KH Hasyim Asyari' di Ponpes Tebuireng Jombang, Minggu (28/1/2018).
Pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut terkait materi yang disampaikannya dalam seminar yang banyak mengulas khilafah, terutama menolak khilafah sebagai sistem politik.
Menurutnya, istilah baku itu artinya sistemnya diajarkan secara resmi oleh Alquran dan sunah. "Kalau ada saya mau ikut," tantang Mahfud.
Dikatakan Mahfud, khilafah saat ini banyak. "Tapi karena banyak itulah maka tidak ada yang baku, Setiap orang, setiap ulama buat sendiri-sendiri dan itu sama benarnya," katanya.
Tetapi terkait prinsip bernegara, sambung Mahfud MD, itu merupakan hal wajib.
"Dalam Alquran juga ada kewajiban bernegara, tapi sistemnya terserah kepada masing-masing bangsa, sesuai situasi dan tempatnya," jelas Mahfud,
Menteri Pertahanan (Menhan) era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lantas ini memberi contoh, di dunia Islam sendiri sistem pemerintahannya berbeda-beda.
Ada yang memakai sistem mamlakah (kerajaan), ada yang memakai sistem emirat (keamiran), ada yang memakai sistem sulthaniyyah (kesultanan), ada yang memakai jumhuriyyah (republik), dan sebagainya.
Dikaitkan dengan pemikiran KH Hasyim Asyari, Mahfud mengaku pendapatnya ini sejalan.
Karena, sambung Mahfud MD, menurut KH Hasyim Asyari sendiri tidak ada sistem yang baku sesudah nabi.
"Semua sistem pemerintahan itu produk ijtihad. Kalau istilah Tebuireng tadi, masalah khilafah itu masalah ijtihadiyan," imbuh profesor yang juga dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Selain Mahfud, seminar juga menghadirkan narasumber Prof Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah), Prof Afifudin Muhajir (Pengasuh Pondok Pesantren Asembagus Situbondo), dan Prof Masykuri Abdillah (UIN Syarif Hidayatullah).