TRIBUNNEWS COM,JAKARTA - Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menyelenggarakan kongres ulama muda Muhammadiyah pada Selasa (30/1/2018).

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan sesuai amanat tanwir Muhammadiyah, kegiatan dimaksudkan untuk melahirkan akhlak politik kebangsaan di kalangan pemuda Muhammadiyah.

"Berasal dari khittoh kahayan atau garis perjuangan kahayan, nah khittoh kahayan ini berisi tentang akhlak politik kebangsaan. Kami menyebutnya sebagai akhlak politik kebangsaan Pemuda Muhammadiyah," ujar Dahnil pada sambutannya, di aula dakwah gedung Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat.

Melalui kongres ini, dikatakan Dahnil, juga sebagai tausiyah kebangsaan yang nanti akan menjadi rekomendasi majelis tarjih atau majelis tablig.

Baca: Ketua DPR Minta Menristekdikti Kaji Kembali Izin Perguruan Tinggi Asing di Indonesia

Ada pesan besar yang akan dibahas kongres yang dihadiri para pemuda Muhammadiyah se-Indonesia, diantaranya adalah isu korupsi dan hoax.

"Banyak ustadz-ustadz yang jarang lantang, menyuarakan fiqih-fiqih tentang korupsi. Atau sebutlah, (ada) hadist tidak halal diterima ibadahnya seorang muslim kalau masih makan uang korupsi. Nah hari ini kita jarang mendengar ulama-ulama kita bicara tegas mengenai itu," kata Dahnil.

Kedua, lanjut Dahnil, tentang hoax atau berita bohonh yang bertebaran di mana-mana.

Sehingga, harus ada tausyiah yang terang dan tegas dri ulama-ulama muda.

"Kami pernah sampaikan kepada Pemuda Muhammadiyah jangan sampai Pemuda Muhammadiyah jadi buzzer politik, karena buzzer politik sering kali menebar fitnah, karena kami pastikan Pemuda Muhammadiyah tidak bekerja buzzer politik. Sebagian ini kemudian yang akan dibahas," ungkap Dahnil.

Ia pun berharap kongres Ulama Muda Pemuda Muhammdiyaha ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk Indonesia.

"Mudah-mudahan kongres Pemuda Muhammadiyah ini dapat bermanfaat bagi kita dan bisa mencerahkan Indonesia dan bermanfaat bagi indoneisa," kata Dahnil.