Penangkapan Bupati Jombang, PLG Minta Ketum Golkar Evaluasi Kepengurusan
Airlangga Hartarto, selaku ketua umum partai berlambang pohon beringin itu diminta tegas terhadap kader.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, harus menjadi momentum bagi Partai Golkar melakukan bersih-bersih.
Airlangga Hartarto, selaku ketua umum partai berlambang pohon beringin itu diminta tegas terhadap kader.
Di awal terpilihnya sebagai ketua umum, menteri perindustrian tersebut sempat mengusung slogan "Golkar Bersih". Hal itu disampaikan Airlangga dalam pidato penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Jakarta Convention Center, pada Desember lalu.
Untuk itu, Presidium Loyalis Golongan Karya (PLG) yang juga Ketua DPP MKGR, Cupli Risman, meminta Airlangga Hartarto mewujudkan hal itu. Salah satu upaya yang dilakukan berupa perampingan jabatan.
"Saya mendesak pengurus golkar dirampingkan. Jangan sampai ada tumpang tindih jabatan," ujar Cupli Risman, Senin (5/2/2018).
Baca: PNS Suami-Isterinya Jadi Calon Kepala Daerah Boleh Hadiri Kampanye Pilkada 2018
Saat ini, Nyono, masih tercatat sebagai kader Partai Golkar. Dia pernah menempati jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang periode 2008-2013 dari Partai Golkar.
Namun, pengurus partai belum membuat keputusan mengenai nasib dari kader partai tersebut. Untuk mengantisipasi penyalahgunaan wewenang, dia menyarankan agar kader partai golkar memilih antara kepengurusan di partai atau jabatan publik.
"Ada sharing kekuasaan dan memberi peluang kader lainnya," katanya.
Sebelumnya, Nyono ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus suap jabatan Kepala Dinas Kesehatan. Dia ditangkap di Stasiun Balapan, Solo, Sabtu (3/2/2018) sore.