Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wiranto: Hanya Ada di Indonesia, Eks Napi Teroris Dipertemukan dengan Korbannya dan Saling Memaafkan

"Dunia menilai Indonesia sangat serius untuk menyelesaikan permasalahan terorisme," kata Wiranto di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Wiranto: Hanya Ada di Indonesia, Eks Napi Teroris Dipertemukan dengan Korbannya dan Saling Memaafkan
Tribunnews.com/Rina Ayu
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Menko Polhukam Wiranto dan Ketua Pansus Revisi UU Terorisme Muhammad Syafii, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto menyebut silaturahmi yang mempertemukan mantan narapidana teroris dengan para korbannya baru pertama kali terjadi di Indonesia.

Menurut Wiranto, acara yang digagas BNPT dengan tema Silaturahmi "Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Satukan NKRI)” tidak pernah terjadi di belahan dunia mana pun.

Itu pula menjadi bukti pemerintah secara spesifik ingin menuntaskan permasalahan terorisme.

"Dunia menilai Indonesia sangat serius untuk menyelesaikan permasalahan terorisme," kata Wiranto di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).

Baca: 6 Bocah SD Gagahi Teman di Dekat Kandang Kambing, Begini Faktanya

Ia melanjutkan, acara ini pula menjadi saksi bahwa aksi saling memaafkan antara eks napiter dan para penyitas (korban teroris).

"Tadi ada yang bilang Tuhan saja memberikan maaf kok, masa manusia tidak," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Wiranto memastikan, pemerintah akan memberi fasilitas bila memang penyitas dan eks napi teroris ingin membentuk satu komunitas nantinya.

"Karena di situ ada satu sambung rasa yang diikat dengan komunitas satu. Tadi juga sudah dipastikan oleh Mensos. Saya akan menjadi saksi dan saya kunci di situ," tukasnya.

Baca: Kumpulkan Eks Napi Teroris dan Korban, BNPT: Agar Mereka Dapat Menyampaikan Keluh Kesah

Selama ini kata Mantan Panglima ABRI ini, pemerintah memiliki konsep yang berbeda dalam pemberantasan terorisme dengan negara lain.

"Kita melakukan hard approach atau menyelesaikan teror dengan cara-cara keras begitu, dan soft approach itu dengan pendekatan pencegahan bisa dengan deradikalisasi," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas