Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertemuan Kapolri dengan Pemuka Agama Diklaim Tanpa Unsur Politis

Salah satu agenda keagamaan itu, yaitu mendatangi Ustaz Abdul Somad ceramah di Masjid Az-Zikra, Jawa Barat.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pertemuan Kapolri dengan Pemuka Agama Diklaim Tanpa Unsur Politis
Rina Ayu/Tribunnews.com
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian, usai pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Senin (5/3/2018) siang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan kunjungan keagamaan ke sejumlah ormas islam dan pemuka agama islam selama beberapa waktu terakhir.

Upaya ini dilakukan setelah tersebar video berisi pernyataan mantan Kapolda Metro Jaya itu yang menimbulkan reaksi dari sejumlah ormas islam.

Salah satu agenda keagamaan itu, yaitu mendatangi Ustaz Abdul Somad ceramah di Masjid Az-Zikra, Jawa Barat. Majelis Dzikir Az Zikra merupakan pimpinan Ustaz Arifin Ilham.

Ketua Organisasi Gerakan Santri Nusantara (GSN), Tomo, melihat Jenderal Tito Karnavian tidak mengambil kesempatan mendekati para ulama karena permasalahan video tersebut.

Menurut dia, kedekatan Tito dengan pemuka agama islam tak hanya tampak baru-baru ini, melainkan dapat ditelusuri hingga bertahun-tahun yang lalu, baik sejak masa Kapolda Metro Jaya hingga menjabat sebagai Kapolri kini.

Baca: Kontroversi Buah Rock Melon, Kementerian Pertanian Hentikan Impor dari Australia'

Berita Rekomendasi

Baca: Penangguhan Penetapan Tersangka Sebelum Pilkada, JImly: Gara-gara Kasus Ahok, Semua Kacau

"Dalam pandangan saya, justru Pak Tito Karnavian kita lihat dari track record, dia ketika terjadinya unjuk rasa 212, dan sebelum-sebelumnya, melakukan pendekatan-pendekatan secara Islami," tutur Tomo, Kamis (8/3/2018).

Dia menegaskan, kedekatan Tito dengan pemuka agama islam mematahkan anggapan yang beredar mantan Kepala BNPT itu bersebrangan dengan Umat maupun Ulama.

Dia menilai, Tito dapat memposisikan diri secara baik di tengah berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Dia kerap mengambil langkah-langkah mediasi, diskusi, dan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak yang semula saling bersebrangan.

"Dia juga bisa memposisikan dirinya harus berada di mana. Adapun ketika harus menjembatani kedua pihak, dia siap mediasi, menjalin komunikasi, diskusi dan sebagainya," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas