Takmir Masjid Perlu Berperan Aktif Saring Informasi di Masjid
"Mari menjadikan Masjid sebagai sarana mempersatukan umat, bukan sarana memecah belah umat dan memperuncing perbedaan,"
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Forum Rembuk Masjid Indonesia (Formasi), KH Sholeh Marzuki, meminta takmir masjid menjaga tempat ibadah agar tidak disusupi kelompok tertentu yang memiliki agenda politik praktis.
Menurut dia, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak dibarengi pemilihan presiden (Pilpres) itu akan bermunculan kepentingan masuk ke berbagai elemen termasuk tempat ibadah.
Baca: Polisi Siapkan Personelnya Untuk Amankan Aksi Damai FPI di Depan Gedung Tempo
"Para DKM dan Takmir Masjid menyerukan agar masjid jangan dikotori oknum yang mempunyai kepentingan sesaat hanya mencari suara dengan menguasai masjid. Jangan masjid dijadikan tempat mengamankan suara yang ujung-ujungnya menjelekkan kelompok sana kelompok sini," kata dia, Kamis (15/3/2018).
Ratusan Takmir Masjid se-Jabodetabek mendeklarasi "Cegah Politisasi Masjid" di Aula Sakinah, Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, pada Kamis (15/3/2018).
Baca: Lebih 205 Ribu Orang Dukung Petisi Tolak UU MD3
Upaya ini dilakukan supaya membuat tempat ibadah bersih dari aktivitas politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2019.
"Mari menjadikan Masjid sebagai sarana mempersatukan umat, bukan sarana memecah belah umat dan memperuncing perbedaan," tutur perwakilan Takmir Masjid se-Jabodetabek, Ustaz Khudori, Kamis (15/3/2018).
Dia menjelaskan, Masjid merupakan pusat keagamaan.
Baca: Ratusan Takmir Masjid se-Jabodetabek Mendeklarasikan Cegah Politisasi Masjid
Sehingga, kata dia, Masjid media menyampaikan dakwah atau ajakan menjalankan ajaran agama secara damai, menerima perbedaan dan menjunjung toleransi, bukan caci maki, ujaran kebencian dan permusuhan.
"Mencegah masuknya Khotib dan Penceramah Masjid yang berpaham radikal, takfiri, ujaran kebencian, intoleran dan anti Pancasila," ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang, Gus Nuril Arifin meminta Takmir Masjid dan para jamaah untuk tidak menggunakan Masjid sebagai ajang kepentingan politik praktis, partisan dan jual beli suara.
Dia menyayangkan apabila masjid yang merupakan tempat mulia itu disalah artikan fungsi.
Dia berharap pada tahun politik ini, Masjid tidak lagi sebagai tempat berkampanye politik.
"Masjid jangan digunakan kepentingan politik praktis dan partisan. Mari belajar dewasa, bersikap patriot hilangkan ego. Ketika Politik, Pilkada, dan Pilpres berjalan maka masuk ke Masjid dan tenangkan hatimu. Ke Masjid itu mau ketemu Allah apa ketemu calon Gubernur atau calon Presiden," kata Gus Nuril.