BNPB: Keluarkan Gas Beracun, Akses Menuju Puncak Gunung Ijen Ditutup
Gas tersebut menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dapat menyebabkan sesak napas dan dampak lainnya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Ijen yang berada di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur stabil, tidak ada kenaikan aktivitas vulkanik.
Namun dapat mengeluarkan gas yang berbahaya berupa gas belerang yang pekat.
Gas tersebut menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dapat menyebabkan sesak napas dan dampak lainnya.
Baca: Setya Novanto Sebut Mekeng Hingga Olly Dondokambey Terima Uang e-KTP di kantor dan Rumah
Pada Rabu malam (22/3/2018) sekitar pukul 19.15 Wib, terjadi letusan freatik dan terdengar letusan 3 kali di pondok bunder yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen.
Kemudian sekitar pukul 20.30 Wib beberapa warga Dusun Margahayu Desa Kalianyar Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso mengalami keracunan gas belerang.
Atas hal itu, warga merasakan sesak nafas dan adanya muntah-muntah.
Tercatat sebanyak 30 orang warga dirawat akibat terpapar gas belerang pekat dan dirawat di puskesmas dan rumah sakit yaitu 24 orang di Puskesmas Sempol, 4 orang di Puskesmas Tlogosari dan 2 orang di rujuk ke RS Koesnadi Bondowoso.
"Kondisi pasien makin membaik," ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/3/2018).
Lebih lanjut sebanyak 178 jiwa warga sudah dievakuasi dari 4 dusun terpapar yaitu Dusun Margahayu, Dusun Krepekan, Dusun Watucapil, dan Dusub Kebun Jeruk ke tempat aman di masjid Sempol, di rumah warga dan di puskesmas.
Namun tidak semua warga dari dusun bersedia dievakuasi.
Menurutnya, saat ini bau menyengat mulai berkurang.
BPBD Bondowoso bersama TNI, Polri, SKPD, SAR, Tagana, dan relawan mengevakuasi warga.