Bamsoet Dorong Indonesia Jajaki Bidang Pemberantasan Korupsi dengan Georgia
Index Transparency International mencatat bahwa hanya dalam waktu 11 tahun, peringkat Georgia naik sebanyak 74 poin.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo berharap Georgia dan Indonesia dapat saling berbagi pengalaman terbaik dalam pemberantasan korupsi.
Terutama yang berkaitan dengan upaya repatriasi.
Hal ini diutarakan Bambang Soesatyo saat pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Georgia termuda 38 tahun, Khobakhidze Iraklli di sela-sela acara Inter Parliementary Union (IPU) di Jenewa, Swiss, Minggu (25/3/2018).
Bamsoet sapaanya mengaku kagum dengan keberhasilan Georgia dalam memerangi korupsi.
Index Transparency International mencatat bahwa hanya dalam waktu 11 tahun, peringkat Georgia naik sebanyak 74 poin.
Peringkat Georgia bahkan lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara Eropa seperti Republik Ceko, Latvia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria.
"Kami berharap bahwa Georgia dan Indonesia dapat saling berbagi pengalaman dan praktik-praktik terbaik dalam pemberantasan korupsi, terutama yang berkaitan dengan upaya repatriasi," kata Bamsoet dalam keterangan pers yang diterima, Senin (26/3/2018).
Baca: Tantowi Yahya Minta Kolumnis Audrey Young Klarifikasi Tuduhannya ke Jokowi
Bamsoet berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Georgia bisa terus ditingkatkan.
Dirinya menyampaikan, hubungan bilateral kedua negara saat ini telah terjalin baik di berbagai bidang, khususnya, dalam hal perdagangan, pariwisata, investasi, infrastruktur dan sektor publik.
"Memasuki hubungan diplomatik 25 tahun, kita bersama sedang menyaksikan perkembangan positif hubungan bilateral RI dan Georgia dalam beberapa tahun terakhir. Segalanya berjalan baik, tanpa ganjalan politis apapun yang mengganggu," kata Bamsoet.
Politikus Partai Golkar ini menilai Indonesia dan Georgia memiliki potensi besar yang harus digali untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang.
Nilai perdagangan antara dua negara ini terus meningkat dan hubungan antar masyarakat mulai tumbuh.
Volume perdagangan antara Indonesia dengan Georgia terus meningkat.
Pada tahun 2016 perdagangan kedua negara mencapai USD 57,6 juta, dan terus meningkat menjadi USD 58 juta.
"Saya berharap agar tren tersebut terus meningkat demi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Indonesia dan Georgia harus terus mengeksplorasi sektor-sektor kerja sama yang dapat dikembangkan. Pihak swasta juga harus terlibat di dalamnya," kata Bamsoet.
Lebih lanjut Bamsoet memaparkan, kunjungan pejabat tinggi antar dua negara juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurutnya banyak kemajuan menggembirakan dan manfaat serta pelajaran dari kunjungan-kunjungan tersebut.
“Pertukaran pandangan dan pengalaman terkait reformasi dalam negeri merupakan salah satu bentuk kerjasama yang harus kita pelihara," katanya.
Bamsoet menilai keamanan, perdamaian, serta pertumbuhan Georgia merupakan bagian penting untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia.
Karenanya, ia meyakinkan Indonesia akan mendukung langkah Pemerintah Georgia untuk selalu mengutamakan cara-cara damai dalam mengelola persoalan dan menjaga keutuhan wilayahnya.
"Bagi kami, Georgia merupakan negara sahabat penting yang menghubungkan kawasan Eropa dan Asia. Sementara Indonesia juga memiliki arti penting di kawasan Asia Tenggara,” kata Bamsoet.
“Dengan posisi strategis ini, kami percaya bahwa bangsa kita saling membutuhkan dan dapat saling memberikan dukungan di berbagai forum kerjasama regional maupun internasional," tambahnya.