Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolri Kenang Proses Penentuan Komisioner KPUD dan Panwaslu di Papua yang Mirip Proses Pilkada

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengenang ketika dirinya masih menjadi Kapolda Papua beberapa tahun silam.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kapolri Kenang Proses Penentuan Komisioner KPUD dan Panwaslu di Papua yang Mirip Proses Pilkada
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Kapolri Jenderal polisi Tito Karnavian. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengenang ketika dirinya masih menjadi Kapolda Papua beberapa tahun silam.

Selama menjabat pada tahun 2012 hingga 2014, Tito menjumpai pengalaman terkait jelang pilkada.

Baca: Cina pastikan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah kunjungi Beijing

Ia menyebut proses penentuan komisioner KPUD dan Panwaslu di Papua justru mirip proses pilkada.

Gesekan antar kandidat penyelenggara dan pengawas pemilu tingkat kabupaten kuat lantaran mereka merupakan orang-orang suruhan peserta pilkada.

"Pengalaman saya di Papua, untuk menentukan komisioner KPU dan Panwaslu di tingkat kabupaten itu sudah mirip pilkadanya sendiri. Karena para calon sudah menaruh orang-orang dia," ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/3/2018).

Berita Rekomendasi

Dua tahun pengalamannya di tanah Papua, ia pun bisa menilai secara gamblang bahwa KPU pusat solid karena pejabat negara.

Sementara di tingkat kecamatan agak berbeda, karena orang-orangnya dipilih sementara.

Perbedaan kesolidan itu, kata dia, juga merupakan imbas dari semua kontestan yang berusaha mendekati penyelenggara.

"Pengalaman saya sewaktu di kewilayahan, apalagi di Papua, dua tahun di sana. Saya sampaikan ke teman-teman KPU, KPU pada tingkat pusat solid karena pejabat negara. Tapi di tingkat kecamatan semua orang-orang ad hoc yang dipilihnya sementara," kata Tito.

"(Petugas) kecamatan, kelurahan, TPS ini direkrut dengan cepat. Nah mereka bukan merupakan ad hoc, mereka lima tahun sekali (kerja), selesai. Kadang (mereka) berpikir 'kapan lagi nih lima tahun sekali', sehingga godaannya akan tinggi. Semua kontestan berusaha mendekati penyelenggara," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas