Presiden Jokowi Resmikan Tol Ngawi - Wilangan, Ini Pesannya kepada Para Kepala Daerah
Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Ngawi-Kertosono seksi Ngawi-Wilangan sepanjang 51.95 Km.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Ngawi-Kertosono seksi Ngawi-Wilangan sepanjang 51.95 Km.
Peresmian dilangsungkan di depan gerbang tol (GT) Madiun Desa Bagi, Kec Sawahan, Kab. Madiun, Kamis (29/3) siang.
Selain Pakde Karwo - sapaan akrab Gubernur Jatim, Presiden Jokowi juga didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Bupati Madiun Muhtarom, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Direktur Operasi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nyoman Wirya Adnyana serta Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya Iwan Moedyarno.
Menandai diresmikannya pengoperasionalan jalan tol tersebut, Presiden Jokowi menempelkan Kartu Tol elektronik (E-Tol) disaksikan Pakde Karwo, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Peresmian operasional jalan bebas hambatan (Tol) Seksi Ngawi - Wilangan tersebut akan semakin merealisasikan rencana pembangunan tol Trans Jawa.
Pembangunan jalan Tol Ngawi - Kertosono seksi Ngawi - Wilangan tersebut terbagi dalam tiga seksi.
Seksi I meliputi Klitik/batas Proyek - Simpang Susun (SS) Madiun sepanjang 20 km. Lalu seksi II terdiri dari SS Madiun - SS Caruban sepanjang 8.45 km dan seksi III terdiri dari SS Caruban - Nganjuk (Wilangan) sepanjang 19.5 km dengan total panjang 47,95 Km.
Ditambah 4 km SS Ngawi - Klitik yang merupakan bagian dari ruas tol Solo-Ngawi. Sehingga luas peresmian tol Ngawi-Wilangan sepanjang 51,95 Km.
Di hadapan Presiden Jokowi, Pakde Karwo mengucapkan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat atas beroperasinya tol Ngawi-Wilangan.
Kehadiran tol ini sudah sangat ditunggu oleh masyarakat Jatim, terutama di Madiun. Tol ini juga akan mengefisienkan barang dan jasa yang masuk maupun keluar Jatim.
"Saya senang atas terselesaikannya pembangunan jalan tol ini. Saya tidak menyangka Madiun punya tol. Ini akan mempercepat dan memperlancar arus barang dan jasa," tegasnya.
Pakde Karwo menjelaskan, bahwa saat ini progres pembangunan infrastruktur jalan tol di Jatim mencapai 85 persen.
Seluruh akses tol di Jatim telah terintegrasi dan terkoneksi dengan kawasan industri sehingga berdampak terhadap turunnya biaya barang dan jasa.
Menurut Pakde Karwo, infrastruktur menjadi permasalahan serius dalam mengefisienkan distribusi arus barang dan jasa.
Ia meyakini, pada 2019-2020 mendatang, Jatim akan menikmati konektivitas infrastruktur tersebut.
Pakde Karwo memastikan, pada tahun tersebut, Jatim akan mengalami pertumbuhan ekonomi maupun arus barang dan jasa secara cepat dengan pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5.6 hingga 5.8 persen.
"Beroperasinya tol ini turut membantu terciptanya iklim investasi di Jatim baik itu PMA maupun PMDN," imbuhnya.
Pacu Infrastruktur Untuk Kejar Ketertinggalan
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam sambutannya, kembali mengingatkan agar seluruh stakeholder bekerja keras memacu investasi di bidang infrastruktur.
Usaha itu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga, utamanya terkait dengan infrastruktur dan berbagai sektor lain.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta agar pembangunan infrastruktur seperti jalan tol harus ditarget dan dikontrol seoptimal mungkin.
Presiden mengatakan, semua negara menginginkan agar semua pembangunan bisa dilakukan serba cepat dan online.
Jika tidak mengejar ketertinggalan itu. Ketertinggalan bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dengan negara-negara tetangga.
"Ini yang ingin kita kejar, tidak hanya jalan juga airport, pembangkit listrik, pelabuhan, hingga ekspor kita kejar. Kita harus segera bangkit untuk mengejar ketertinggalan dengan negara di Asean," terangnya.
Presiden mencontohkan pada proses pembangunan infrstruktur bandara yang beberapa saat lalu sempat terlambat.
Dampaknya, jumlah pertumbuhan penumpang banyak, tetapi tekendala dengan tidak terdukungnya jumlah runway yang ada.
Kondisi tersebut mengakibatkan penumpukan penumpang sampai terjadi keterlambatan penerbangan .
"Saya ingin semuanya bisa bekerja dan fokus pada penyelesaian infrastruktur. Nantinya seluruh proyek infrastruktur harus bisa di cek, kontrol dan awasi."
"Jika semua sudah terintegrasi dan terkoneksi antara tol dengan pelabuhan, bandara dan kawasan industri, baru nrgara kita bisa mengejar ketertinggalan," pungkasnya.