Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku telah mendengar langsung dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait petikan dari buku Ghost Fleet yang menyatakan Indonesia bakal bubar di tahun 2030.

Luhut menjelaskan, apa yang disampaikan oleh Prabowo bukanlah analisanya, melainkan apa yang tertulis di dalam novel yang ditulis oleh P W Singer itu.

"Saya bahkan juga dengan pak Prabowo kemarin hari Jumat ya, makan siang, kita ngobrol itu kok mau bubar itu. tidak itu, itu baca buku ini. Jadi bukan beliau (yang memprediksi)," kata Luhut di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Selatan, Minggu (8/4/2018).

Baca: Keuntungannya Bertambah, Pemilik Kedai Kopi Joni: Terima Kasih Bang Hotman

Ia mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo Subianto tersebut hanya untuk mengingatkan semua pihak agar lebih waspada kedepannya.

"Tapi bagus apa yang disampaikan pak Prabowo. Mengingatkan pada kita semua waspada. Anything would happen, kalau kita tidak hati-hati. Kita tidak boleh GR (Gede Rasa) atau merasa paling hebat," katanya.

Luhut sendiri mengimbau pemerintah tidak perlu takut terkait pemikiran Indonesia bubar, lantaran ia menilai kondisi ekonomi telah bergerak ke arah yang benar.

Ia menyebut PDI Perjuangan salah satunya yang memiliki peran penting dalam mengawal negara ini ke depan agar tak sesuai dengan prediksi tersebut.

"Saya melihat kondisi ekonomi ini sudah baik. Bergerak ke arah yang benar. PDIP punya peran yang sangat penting untuk Indonesia maju ke depan. PDIP harus mengawal pemerintah agar bisa maju dan tidak perlu takut atau ada pikiran Indonesia bubar atau segala macam nya itu. Masih jauh dari itu," ujar Luhut..

Baca: Kata Luhut, Bagus Jika Prabowo Kembali Tantang Jokowi di Pemilu 2019

Lebih lanjut, Luhut optimis Indonesia tidak akan bubar, meski ada beragam masalah yang mungkin dihadapi Indonesia ke depannya, seperti kemiskinan, keamanan dan ketidakadilan.

Keyakinan Luhut merujuk pada mampunya Indonesia melewati krisis yang dialami pada tahun 1998 silam.

"Kita ada masalah di sana-sini. Tapi overall kita masih di atas rata-rata. Kita teruji 98 begitu parahnya, kita mampu recovery. Orang mau challenge pemerintahan pak Jokowi ya sah-sah saja, namanya upaya," ucapnya.