3 Pegawai Lapas Dihadirkan di Persidangan Kasus Teror di Kawasan Thamrin
Sebanyak tiga petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kembang Kuning dan Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap memberikan keterangan sebagai saksi di
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak tiga petugas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kembang Kuning dan Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap memberikan keterangan sebagai saksi di persidangan perkara serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta yang menjerat terdakwa Aman Abdurrahman.
Sidang beragenda pemeriksaan saksi itu digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2018).
Mereka yaitu, Ari Rahmanto, staff pembinaan di Lapas Kembang Kuning, Didik Romadoni, regu pengamanan di Lapas Pasir Putih, dan Dian Adi Aprianto, staff bagian penggeledahan di Lapas Kembang Kuning. Di Lapas itu diduga dijadikan sebagai tempat Aman Abdurrahman menyebarkan paham radikal.
Baca: Beby Tsabina Jadi Perempuan Periang Dalam Film Barunya
Semula, Aman sempat ditahan di Lapas Kembang Kuning, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis 8 tahun pidana penjara, karena terlibat membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar.
Namun, pada pertengahan bulan Agustus tahun 2017, Aman Abdurrahmandipindahkan ke Lapas Pasir Putih. Proses pemindahan ini dilakukan, karena Aman diduga terlibat dalam pengeboman di Thamrin, Jakarta pada 14 Januari 2016.
Ari Rahmanto mengatakan selama mendekam di Lapas Kembang Kuning, Aman Abdurrahman cukup sering menerima kunjungan. Selain pihak keluarga, dia dijenguk oleh sejumlah orang yang disinyalir untuk kepentingan jihad.
Baca: Marc Marquez Bikin Valentino Rossi Tersungkur Balapan MotoGP Argentina Dimenangkan Cal Crutchlow
Dia menjelaskan, pengujung dapat berkunjung dua kali selama kurun waktu satu minggu. Satu narapidana hanya dapat menerima kunjungan dari lima orang.
Waktu jam kunjungan dimulai dari pukul 10.00 WIB-12.30 WIB. Untuk dapat menjenguk tahanan, kata dia, pengunjung melalui Standar Operasional Prosedur (SOP).
Pertama, pengunjung diminta membawa kartu kunjungan dan memperlihatkan kartu identitas. Setelah melakukan penginputan data, pengunjung harus melewati penggeledahan yang dilakukan petugas.
Berdasarkan data yang dimiliki Lapas, salah satu orang yang cukup sering mengunjungi Aman merupakan pria bernama Panggah. Namun, pihak Lapas tidak memberitahukan latar belakang Panggah. Di setiap kunjungan, dia membawa sekitar lima orang untuk menjenguk Aman.
Pasti ada Panggah. Ada pengikutnya, tutur Ari, saat bersaksi di persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2018).
Baca: Marc Marquez Bikin Valentino Rossi Tersungkur Balapan MotoGP Argentina Dimenangkan Cal Crutchlow
Sementara itu, Dian Adi Aprianto, apabila sudah memenuhi aturan menurut dia, pengunjung diperkenankan bertemu dengan narapidana. Sehingga terkadang ruangan besuk terlihat sempit karena hanya berukuran 4X3 meter. Dia mengaku, petugas hanya sekedar mengawasi, namun tidak dapat mendengarkan percakapan.
"Tidak (mendengarkan percakapan,-red). Kami masih ada tugas lain. Mereka di ruang besuk di Kembang Kuning 4X3 meter. Satu napi satu surat, pengikut 5 orang. 5 orang itu masuk. (Narapidana,-red) yang dipanggil cuma yang besuk. Yang lain tetap di dalam," kata Dian.
Setelah menjenguk Aman, di persidangan itu, Dian mengaku, Panggah cs juga menjenguk Rois,orang yang diduga memerintahkan melakukan teror bom di Thamrin.
"Para tamu itu diterima di tempat yang sama. Pernah. Bisa bareng-bareng," ungkapnya.
Lantas, Jaksa Penuntut Umum (JPU) memperlihatkan sejumlah foto kepada tiga orang saksi.
"Ada wajah pernah terlihat di Nusa Kambangan?" ujar salah seorang JPU sambil memperlihatkan foto.
Dian mengaku pernah melihat orang itu yang bernama Sunakim. Berdasarkan buku kunjungan tamu, tertulis Sunakim bersama dengan Abu Gar mengunjungi Aman Abdurrahman pada pertengahan tahun 2015. Sedangkan, saat JPU menanyakan mengenai Zainal Anshori, dia mengaku tidak ingat.
"Abu Gar dan Sunakim. 15 September 2015 bersama Sunakim. Berdasarkan buku (buku kunjungan,-red)," kata dia.
Namun, Aman Abdurrahman membantah bertemu dengan Abu Gar dan Sunakim di kesempatan yang sama. Yang terakhir, itu tidak benar. Tidak satu hari yang sama. Orangnya ada, tetapi tidak bareng, tambahnya.
Simak videonya di atas! (*)