Marak Kaos #GantiPresiden2019, Yusril: Baju Kotak-kotak Aja Bisa Naikin Orang Jadi Presiden
Yusril juga menyinggung pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa kaos tidak bisa menggantikan presiden.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang ( PBB ) Yusril Ihza Mahendra angkat bicara terkait maraknya kaos bertagar #GantiPresiden2019.
Yusril mengatakan kaos tersebut merupakan bagian dari aspirasi masyarakat.
"Saya pikir itu aspirasi masyarakat yang enggak bisa dihalangi siapapun ya. Baik orang dukung presiden atau ganti presiden itu sepenuhnya hak rakyat untuk bicara. Yang akhirnya menentukan kan Pilpres 2019," kata Yusril di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (9/4/2018).
Yusril juga menyinggung pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa kaos tidak bisa menggantikan presiden.
Baca: Presiden PKS Disindir, Ganti Fahri Hamzah Saja Susah Apalagi Mau Ganti Jokowi!
Kata Jokowi, hanya kehendak rakyat dan takdir Tuhan yang bisa menentukan seseorang sebagai presiden.
Terkait pernyataan tersebut, Yusril mengatakan baju kotak-kotak pun bisa menjadikan orang menjadi presiden.
Untuk diketahui, kemeja kotak-kotak menjadi simbol dan seragam kampanye pasangan Joko widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 lalu.
"Pak Jokowi kan bilang, masa baju kaos bisa nurunin orang jadi presiden. Saya bilang masa baju kota kotak bisa naikin orang jadi presiden," katanya.
Menurut Yusril, masalah kaos dengan tagar ganti presiden tersebut tidak perlu dipermasalahkan.
Menurutnya kaos itu bagian dari ekspresi masyarakat yang menginginkan kepemimpinan yang baru.
"Jadi ya kita pikirannya cukup secara rasional saja menyikapi apa yang berkembang di masyarakat sekarang karena tahun ini politik, otomatis suhu politik ini memanas dalam pilpres mendatang. Jadi ada yang pro, ada yang kontra. Yang kontra ya bikin kaus ganti presiden yang pro ya barangkali bikin baju kotak-kotak lagi," pungkasnya.