Psikologi Forensik: Sudi Pajak Dipakai Pengobatan Pemabuk
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amril mengemukakan pendapatnya soal korban minuman keras oplosan yang terjadi di Jawa Barat (Jabar).
![Psikologi Forensik: Sudi Pajak Dipakai Pengobatan Pemabuk](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/asep-caplin-pantomim-akibat-miras-oplosan-di-depan-gedung-sate_20180411_205722.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amril mengemukakan pendapatnya soal korban minuman keras oplosan yang terjadi di Jawa Barat (Jabar).
Seperti diketahui jumlah korban yang tewas mencapai 58 orang akibat menenggak miras oplosan, sebagian yang bertahan hidup, masih dirawat di RSUD Cicalengka dan RSUD lain.
Bupati Bandung, Dadang M Naser pun menetapkan insiden ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada Selasa lalu (10/4/2018) sehingga warga yang mengeluh keracunan miras bisa mendapatkan biaya pengobatan gratis.
Melihat itu, Reza justru memiliki pandangan lain.
"Justru untuk pasien semacam ini semestinya tidak digratiskan, sudi pajak disalurkan untuk membiayai pengobatan pemabuk," kata Reza via pesan elektroniknya yang diterima Tribun Jabar, Kamis (12/4/2018).
Ratusan korban dirawat di sejumlah rumah sakit. Dari ratusan, puluhan diantaranya meninggal dunia. Menurut dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu, tidak tepat menyebut mereka sebagai korban.
Baca: KPK Geledah Rumah Pribadi Bupati Bandung Barat
"Apakah mereka dipaksa pihak lain untuk minum miras sampai sengsara?, kalau berasal dari inisiatif sendiri, berarti bukan korban miras, julukan yang pas adalah pemabuk," kata Reza.
Setelah kejadian tersebut, menurutnya bukan lagi bicara soal bagaimana mencegah korban tidak terdampak.
"Jadi pertanyaan yang betul adalah bagaimana menyetop orang agar tidak minum miras," kata dia.
Ia membantah soal pola mengkonsumsi minuman keras sebagai bagian dari rekreasional.
"Eit, efek diktif adlah bereskalasi. Hari ini anggaplah recreational drinking, tapi besok bisa menjadi pathological drinking," katanya.
Baca: Pengamat: Hati-hati Sikapi Syarat PKS Untuk Mendukung Prabowo
Sebagian orang, mengkonsumsi minuman keras atau narkotika dan psikotoprika sebagai bagian dari solusi emosi atas masalah hidup.
"Justru karena mabuk, rasionalitas terganggu sehingga membikin masalah baru dalam hidup. Apalagi ketika duit habis untuk beli miras, lalu mencuri dan menjadi masalah bagi orang lain," kata Reza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.