Peringati Hari Kartini, Pentas Kesenian Jemblung Sokaraja Tidak Terkait Pilkada
Pagelaran kesenian Jemblung Kontemporer dengan lakon “Olih Dewandaru” yang akan digelar, Sabtu 21 April 2018, malam
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Pagelaran kesenian Jemblung Kontemporer dengan lakon “Olih Dewandaru” yang akan digelar, Sabtu 21 April 2018, malam di Pendapa Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas mendatang mendapat dukungan penuh dari Camat Sokaraja, Purjito dan Budayawan Banyumas, Titut Edi Purwanto.
Saat press release di Kecamatan Sokaraja, penggagas Jemblung, Agung Wicaksono menjelaskan, pagelaran Jemblung ini dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April.
“Selain itu, pagelaran ini juga sebagai bahan penelitian tugas akhir mahasiswa Unes Semarang, dan menghidupkan kesenian Jemblung yang merupakan kesenian masyarakat Banyumas ,” tuturAgung disela konperensi pers, Kamis (19/4/2018).
Masih menurut Agung, tema lakon “Olih Dewandaru” itu melambangkan tentang keberkahan. Jadi semua yang menonton, pemain Jemblung, masyarakat Banyumas dan mahasiswa yang sedang mengadakan penelitian mendapatkan berkah. “Semoga dengan adanya acara ini semuanya memperoleh keberkahan,” ungkapnya.
Saat disinggung adanya muatan politik terkait kontestasi Pilgub Jawa Tengah dan Pilkada Banyumas 2018 di pementasan Jemblung, Agung menerangkan pagelaran ini tidak ada unsur politik yang akan digelar di Jawa Tengah.
“Pementasan ini murni untuk memperingati "Hari Kartini" dan bahan penelitian tugas akhir mahasiswa Unes Semarang. Tidak ada pesanan dari salah satu kandidat pilkada. Ini murni melestarikan kesenian dan peringatan 'HariKartini', ” tegasnya.
Sebagai masyarakat asli Banyumas, Agung merasa memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan menghidupkan kembali kesenian warisan leluhur agar tidak hilang dan tertinggal oleh perkembangan zaman di era yang serba kekinian.
Hal senada juga diungkapkan Camat Sokaraja, Purjito, dirinya merasa sangat senang dengan pagelaran Jemblung yang dipentaskan di Pendapa Kecamatan Sokaraja dalam rangka memperingati 'Hari Kartini', “Tentu ini sebuah keberkahan dan kehormatan bagi kami, ” ungkapnya Camat Purjito.
Kesenian Jemblung ini merupakan kesenian asli Banyumas yang sejarahnya berkaitan erat dengan Kadipaten Sokaraja. Sehingga pada pementasan yang akan datang dapat menjadi semangat baru bagi pegiat seni Jemblung.
“Pementasan Jemblung kontemporer ini bisa memberikan referensi baru bagi generasi yang sedang mencari jatidiri. Bisa membandingkan kesenian Banyumas yang adiluhung dengan kesenian lain,” tutur Purjito dan lanjutnya, semoga dalam pementasan ini, berharap ada pesan moral yang disampaikan kepada masyarakat untuk kembalike pada jati diri sebagai masyarakat Banyumas yang cablaka.
Dukungan pementasan Jemblung di Sokaraja juga disampaikan budayawan Banyumas, Titut Edi Purwanto (Cowongsewu). Pementasan ini mengingatkan pengalaman yang pernah ia jalani saat membantu Mahasiswa Unes membuat sebuah karya untuk skripsi Tari Cowongan.
“Sementara tidak ada Tari Cowongan, karena saya merasa ingin ikut membantu, dimana ini sebuah karya, maka saya buat penelitian dan akhirnya sukses, ” kenang Budayawan Titut Edi Purwanto.
Titut juga menjelaskan, pementasan ini merupakan pesan leluhur. Dimana leluhur sudah mati tetapi karya tidak pernah mati. “Ini kesenian Jemblung. Jemblung seakan-akan sudah mati suri, ternyata ini akan hidup kembali dengan konsep yang lebih baik. Dengan konsep penelitian maka akan lebih indah. Semoga besok pementasan bisa berjalan dengan lancar, ” pungkat Titut.