Ray Rangkuti: Perang Tagar Masih Sebatas Penggantian Jokowi Sebagai Presiden
Pengamat politik Ray Rangkuti menyarankan agar perbedaan adanya gerakan hastag #2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti menyarankan agar perbedaan adanya gerakan hastag #2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden diarahkan kepada hal positif.
"Saya menyambut gembira ada hastag. Daripada perang siapa masuk surga siapa masuk neraka. Kewajiban membawa Pilpres ke arah positif dan lebih bermakna," tutur Ray Rangkuti, dalam diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (21/4/2018).
Baca: Bocah Ini Tabrak Mobil Senilai Rp 3 Miliar, Saat Diminta Ganti Rugi Ia Mengeluarkan Amplop Merah
Dia menilai, gerakan itu lebih baik diarahkan ke hal positif, seperti mengangkat isu untuk membangun negara. Ini lebih baik daripada mengarahkan ke arah ujaran kebencian terkait Suku, Agama, Ras, dan AntarGolongan (SARA).
Sejauh ini, dia menilai, perbedaan pendapat masih sejauh masih layak atau tidak Joko Widodo menjabat sebagai presiden selama lima tahun ke depan. Namun, dia tidak melihat adanya gagasan konstruktif.
"Perang positif masih kurang menarik karena perang belum ke arah konstruktif. Kami berharap itu dimunculkan sehingga ruang dan suasana politik adalah perdebatan bangsa kita bukan masuk surga atau tidak," tambahnya.