Kapushidrosal Menilai Pertamina Hanya Korban
Hal itu disimpulkan setelah Pushidrosal melakukan pencitraan dasar laut di lokasi, tak lama sesudah kejadian.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, Pertamina adalah korban pada peristiwa patahnya pipa di Teluk Balikpapan.
Hal ini didapat, setelah Pushidrosal melakukan pencitraan dasar laut di lokasi, tak lama sesudah kejadian.
“Dengan demikian, Pertamina hanya sebagai korban, apalagi pipa yang patah itu telah dilaporkan dan sudah tergambar pada peta,” kata Harjo dalam keterangannya, Selasa (24/3/2018).
Harjo menambahkan, Pushidrosal ketika itu langsung menerjunkan Tim Survei Darurat untuk melakukan pencitraan.
Tim tersebut terjun ke lapangan dengan mempergunakan tiga peralatan sekaligus, yaitu side scan sonar, multibeam echosounder, dan magnetometer.
Dari tampilan base surface, lanjut Harjo, satu pipa memang patah dan bergeser sejauh 117,34 meter.
Selain itu, juga ditemukan parit bekas garukan yang diduga bekas garukan jangkar dengan panjang 498,82 meter, lebar 1,6-2,5 meter, dan kedalaman 0,3-0,7 meter.
Pipa Pertamina yang patah tersebut, menurut Harjo, sudah tergambar pada peta, baik electronic navigational chart (ENC) maupun peta kertas.
Peta tersebut, sesuai ketentuan International Maritime Organization (IMO) yang berlaku sejak 2014, wajib dibawa setiap kapal besar yang berlayar.
“Ini mandatory. Tidak mungkin kapal berlayar tanpa peta, apalagi dengan kecepatan tinggi,” lanjut Harjo.(*)