Tanggapi Persekusi Pemakai Kaos #DiaSibukKerja, Gerindra: CFD Harusnya Tempat Untuk Relaksasi
"CFD itu kan car free day kan, car free day itu kan tempat untuk melakukan ya relaksasi," katanya
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku belum mengetahui apakah olok olok yang dilakukan sejumlah orang yang mengenakan kaos bertagar #GantiPresiden2019 terhadap sekelompok orang yang mengenakan kaos bertagar #DiaSibukKerja pada acara Car Free Day, Minggu kemarin, (29/4/2018) tergolong intimidasi atau bukan.
Muzani mengaku belum melihat videonya tersebut.
Baca: Persekusi Di Car Free Day, Ace Hasan: Tahapan Pilpres Belum Mulai, Tapi Sudah Semena-mena
"Saya belum lihat, saya belum lihat. jadi saya belum bisa komentar. kebetulan saya enggak ikutin," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/4/2018)
Hanya saja, Muzani menyampaikan car free Day merupakan tempat bagi warga untuk berelaksasi.
Baca: Jenderal Tito Takjub Bocah 3 Tahun Hapal Pancasila, Begini Faktanya
Oleh karena itu, sebaiknya CFD tersebut tetap dijaga agar tujuan warga berelaksasi di acara tersebut tidak terganggu,
"CFD itu kan car free day kan, car free day itu kan tempat untuk melakukan ya relaksasi bagi warga Jakarta dan siapapun harus menjaga ini sebagai sebuah tempat relaksasi bagi warga Jakarta atau warga kota," katanya.
Terkait sejumlah orang yang mengenakan kaos yang bermuatan politis, menurut Muzani sah-sah saja.
Baca: Anggotanya Dipersekusi dan Diintimidasi Oknum #2019GantiPresiden, Ketua JAMAN DKI Bakal Lapor Polisi
Hal tersebut merupakan bagian dari hak warga untuk mengekspresikan pikirannya termasuk dukungan politik.
"Kebebasan dalam mengekspesikan pandangan dan pikirannya itu dapat diwujudkan dalam banyk bentuk ada dalan bentuk tulisan, kreasi-kreasi lainnya, ada juga dalam bentuk kaos saya kira itu memiliki kebebasan tersendiri. dan saya kira kalau pandangan itu dilakukan dalam bentuk misalnya 2019 ganti presiden sesuatu yang sah-sah saja karena 2019 adalah Pilpres," pungkasnya.