Buka KTT Ulama, Jokowi Berharap Wasatiyyah Islam Ciptakan Perdamaian Dunia
Presiden Joko Widodo membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia, yang digelar di Bogor, Jawa Barat
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia, yang digelar di Bogor, Jawa Barat pada 1 hingga 3 Mei 2018.
"Dengan mengucap Bismillah secara resmi saya membuka konsultasi tingkat tinggi ulama dan cendekiawan muslim sedunia, wasatiyyah Islam untuk peradaban dunia," ujar Jokowi di Istana Bogor, Selasa (1/5/2018).
Baca: Politikus Golkar Harap Dukungan Dari Said Iqbal Membuat Prabowo Semakin Mantap Maju Capres
Jokowi mengaku berbahagia atas kehadirian para ulama dan ilmuwan dari berbagai penjuru dunia hadir di Indonesia, sehingga hal ini dapat memperkokoh silahturahmi serta persaudaraan antar umat Islam maupun berbangsa.
"Indonesia menyambut gembira menguatnya semangat moderasi dalam gerakan besar dunia Islam. Selain berbagi pengalaman kita harus membangun gerakan, gerakan wasatiyyah Islam harus menjadi gerakan yang mendunia," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, keterlibatan para ulama menjadi sangat penting karena ulama adalah pewaris para Nabi dan obor keteladanan bagi umat, sehingga jika ulama bersatu dalam satu barisan untuk membumikan moderasi Islam maka poros wasatiyyah Islam dunia akan menjadi arus utama.
"Ini akan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, yang aman, yang sejahtera, yang berkeadilan dan menjadi gerakan Islam untuk mewujudkan keadilan sosial," ucap Jokowi.
Diketahui, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia, yang digelar di Bogor, Jawa Barat pada 1 hingga 3 Mei 2018.
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin mengatakan, acara tersebut akan dihadiri oleh 100 tokoh ulama dan cendikiawan muslim dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Saya mendapatkan mandat dari Keppres untuk mempromosikan Islam Wasatiyyah, karena inilah hakekatnya Islam yang menekankan pendekatan jalan tengah," ujar Din.
Din menjelaskan, umat Islam dinyatakan dalam Al-Qurna sebagai umat jalan, tentu dengan kriteria tidak sekadar moderat, toleran, penuh dengan tenggang rasa, sehingga diperlukan sikap bagi yang bertentangan dengan prinsip wasthiyah Islam.
"Kami pandang ini merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan pertama ke dalam umat Islam dan dunia Islam untuk mengatasi kecenderungan yang bertentangan dengan prinsip, seperti ekstrimisme, radikalisme dan sebagainya," paparnya.
Baca: FSPASI: Kami Pasti Tidak Pilih Jokowi di 2019
Din berharap Islam Wasathiyah ini nantinya akan menjadi solusi alternatif untuk mengatasi krisis peradaban global.
"Oleh banyak pakar sekarang disebut dunia mengalami disorder ketakteraturan, ketidakpastian, dan terjadi kerusakan pada peradaban global yang kiranya prinsip islam wasatiyyah menjadi solusi," terang Din.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.