PBNU Luncurkan 11 'Pilot Project' Pengembangan Ekonomi Umat
Umarsyah menyatakan, sebagian besar warga nahdliyin bermata pencaharian di bidang pertanian, nelayan dan perkebunan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggandeng Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Syariah meluncurkan pilot project pengembangan ekonomi keumatan di Provinsi Lampung dan Bengkulu.
Ketua PBNU Bidang ekonomi Umarsyah menyatakan, sebagian besar warga nahdliyin bermata pencaharian di bidang pertanian, nelayan dan perkebunan.
Permasalahan yang terjadi menurut pendataan PBNU adalah lambatnya para pelaku usaha di akar rumput untuk merespons perkembangan dinamika ekonomi, baik dari aspek teknologi penunjang usaha termasuk regulasi yang berkembang sedemikian cepat.
Umarsyah menjelaskan, lambatnya respons para pelaku usaha di akar rumput itu berakibat terhadap penurunan pendapatan sehingga daya beli nya juga menurun.
Ia mencontohkan petani di akar rumput mulai dari pembibitan dan teknologi penunjang jauh tertinggal dari para pelaku pertanian lainnya.
Atas dasar itulah, PBNU berinisiatif membentuk tim untuk membuat pilot project pengembangan ekonomi umat di 11 kelompok badan usaha yang ada di Lampung dan Bengkulu.
PBNU berpandangan warga nahdliyin yang memiliki badan usaha seperti koperasi, UMKM, dan para pelaku usaha didekatkan dengan program pembiayaan yang telah disediakan oleh pemerintah, salah satunya adalah LPDB.
“Kita bentuk tim untuk membina masyarakat mulai dari bibit pupuk, traktor bahkan subsidi yang ada dari pemerintah kita upayakan menyasar warga nahdliyin. Warga kita banyak yang bekerja di ruang hulu jadi harus dibina dengan tim besar dari Kementerian Pertanian, pabrik pupuk pabrik bibit asuransi dan LPDB salah satunya,” ujar Umar, dalam keterangan tertulis, Selasa (1/5/2018).
Lebih lanjut Umarsyah menambahkan, PBNU saat ini sedang menyiapkan rencana strategis pembangunan ekonomi umat dari hulu hingga hilir.
Sehingga dengan perencanaan dan pelibatan pihak-pihak secara integratif maka basis produksi yang melibatkan warga nahdliyin di akar rumput akan menyentuh di level industri.
Sementara itu kepala divisi LPDB Syariah Saefudin menyatakan, pihaknya siap memfasilitasi koperasi binaan PBNU dengan mengucurkan bantuan permodalan.
Saefudin memastikan LPDB akan sangat membantu para pelaku usaha di akar rumput karena bunga pinjaman sangat kecil. Dengan bunga yang kecil ia berharap ekonomi masyarakat tumbuh pesat da berdampak pada ekonomi nasional.
Selain itu, Saefudin menilai gagasan PBNU untuk mendekatkan masyarakat/koperasi melalui jaringannya di seluruh wilayah yang ada di Indonesia sangat bagus dan pastinya akan sangat membantu untuk LPDB menyalurkan dana pembiayaan kepada masyarakat lebih luas.
“LPDB adalah lembaga permodalan yang sengaja dibentuk untuk menstimulus pelaku usaha arus bawah (UMKM) dengan memberikan permodalan dengan bunga yang rendah dengan harapan ekonomi masyarakat bergeliat tumbuh,” tutur Saefudin.
Sekadar diketahui, tahun ini LPDB syariah memiliki dana pinjaman senilai Rp 450 miliar dari total dana senilai Rp 1,2 triliun. Dana tersebut akan diberikan kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS), Unit Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (USPPS) dan unit usaha syariah lainnya.