TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta menanyakan pada Fredrich Yunadi apakah benar dia menemui dokter Michael, dokter jaga IGD di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.

Menjawab itu, Fredrich Yunadi mengakui memang mendatangi ruangan IGD dan itu tidak sampai satu menit. Ke‎mudian Fredrich pulang ke kantornya.

"Saya memang ke IGD itu tidak sampai satu menit. Disana saya hanya bertemu dua perawat pria. Saya tanya mana dokternya? Perawat jawab dokter ada di ruang istiriahat," kata Fredrich Yunadi.

Masih menurut Fredrich, selain menanyakan dokter, dia juga bertanya soal mengapa ruang IGD sangat kecil dan pasiennya sedikit. Kedua perawat itu menjawab memang IGD kecil dan ketika itu tengah sepi pasien.

Majelis hakim kembali bertanya dimana menurut keterangan dokter Michael di persidangan sebelumnya, disebutkan Fredrich Yunadi mencari dokter Michael meminta untuk dibuatkan surat keterangan kecelakaan untuk Setya Novanto. Ketika itu dokter Michael menolak permintaan Fredrich karena pasien belum datang.

"Menurut keterangan dokter Michael, saudara menemui dia di IGD? ," cecar majelis hakim.

"Tidak, saya tidak ada kepentingan. Tujuan saya hanya untuk survei, tidak ada bicara pasien Setya Novanto. Saya ke sana (RS Medika Permata Hijau) malah ngenyek, kok IGD nya kecil.‎ Mungkin yang bicara begitu, dia mimpi di siang bolong. Ayah dia pernah ketemu saya di Polda, amprokan. Ayahnya dokter Michael juga dokter tapi saya tidak familiar," tegas Fredrich.

Bahkan Fredrich meminta dokter Michael untuk disumpah pocong atau di tes uji kebohongan untuk mengetahui betul apakah memang dia menemui dokter Michael atau tidak.

Dalam persidangan, jaksa penuntut umum pada KPK sempat memutarkan rekaman CCTV di depan IGD, dalam rekaman itu terlihat Fredrich masuk ke IGD dan menemui dokter Michael.

Menanggapi rekaman CCTV tersebut, Fredrich menjawab rekaman itu rekayasa. Dia meminta agar rekaman CCTV itu di uji forensik di Mabes Polri.