Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bambang Ingin Ambang Batas Parlemen Lebih dari 4 Persen

"Saya berharap ke depan ambang batas bisa ditambah 6 persen atau lebih," ujar Bamsoet.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bambang Ingin Ambang Batas Parlemen Lebih dari 4 Persen
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Ketua DPR Bambang Soesatyo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (19/3/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hadir dalam diskusi bertema 'Rembug Nasional: Mewujudkan Pemilu 2019 yang Aman dan Bermartabat', Ketua DPR Bambang Soesatyo berharap ambang batas parlemen lebih dari 4 persen.

Bamsoet, begitu ia biasa disapa, mengatakan ambang batas harus dinaikkan menjadi 6 persen lebih, lantaran banyaknya calon legislatif dengan ambang batas 4 persen.

"Saya berharap ke depan ambang batas bisa ditambah 6 persen atau lebih," ujar Bamsoet di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/5/2018).

Terlalu banyaknya peserta akan membuat masyarakat sebagai pemilih merasa bingung. Belum lagi, kata dia, memicu timbulnya konflik.

Baca: Politikus PAN Kesal LSI Denny JA Sebut Partainya Tak Akan Lolos ke Parlemen 2019

Ia mencontohkan kerumitan yang harus diterima ketika memilih anggota DPR RI.

"Saya tidak bisa bayangkan di 2019 mendatang, 1 orang harus memilih 5 kertas suara. Yang paling rumit memilih anggota DPR RI. Sekarang 560 ditambah 15, berarti 575, dikali 3 nama, jadi masing-masing partai politik nanti memasang jagoannya, dikali 15 partai berarti 25 ribu nama," kata Bamsoet.

Dengan banyaknya kontestan pemilihan legislatif, dapat membuat tampilan di surat suara tak mencantumkan foto peserta. Sehingga nantinya hanya akan tertera nama-nama dan lambang partai dalam surat suara.

BERITA TERKAIT

Padahal, Bamsoet menilai belum semua warga bisa membaca, khususnya masyarakat pedesaan seperti petani dan nelayan.

Politisi Golkar ini pun mengkhawatirkan adanya joki-joki yang bermunculan menggantikan pemilih di bilik suara akibat masalah ini.

"Itu artinya hanya bisa menampung nama bukan foto. Lalu DPR, DPRD tingkat I, DPRD tingkat II. Saya khawatir akan lahir banyak joki yang membantu pemilih membaca. Belum lagi mungkin pemilih hanya punya waktu 1 sampai 2 menit dalam bilik," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas