Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bercak Darah dan Helm Jadi Saksi Bisu Drama Penggerebekan Terduga Teroris di Tambun

Bercak darah dan helm diduga milik terduga teroris menjadi saksi bisu drama penggerebekan di lokasi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bercak Darah dan Helm Jadi Saksi Bisu Drama Penggerebekan Terduga Teroris di Tambun
Alex Suban/Alex Suban
Anggota Brimob berjaga di sekitar Markas Korps Brimob, Jalan Komjen M Jasin, Kelapa Dua, Depok, semakin diperketat, Jumat (11/5/2018), setelah seorang anggota Satuan Intel Korps Brimob, Bripka Marhum Prencje tewas ditikam. Sejumlah petugas bersenjata lengkap tersebar di sejumlah titik di sekitar Mako Brimob. (Warta Kota/Alex Suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek empat orang anggota kelompok terduga teroris, seorang di antaranya tewas ditembak karena melawan di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jabar, Jumat (11/5/2018) dini hari.

Bercak darah dan helm diduga milik terduga teroris menjadi saksi bisu drama penggerebekan di lokasi.

Ada dua titik bercak darah di sekitar lokasi, yakni di depan toko elektronik dan furniture.

Sejumlah pengemudi ojek yang mangkal di dekat lokasi menyebut bercak darah itu berasal dari terduga teroris yang di tembak polisi pada saat penangkapan.

"Pas pagi setelah kejadian enggak ada yang tahu kalau itu darah, warga yang jalan juga cuek saja," ungkap Rusli (49), pengemudi ojek.

Beberapa warga menyaksikan penangkapan terduga teroris ini.

Baca: Gatot Capres Potensial ‘Tumbangkan’ Jokowi

Polisi menyergapnya di depan toko furnitur di Jalan Mekarsari, Tambun, Bekasi, pada Kamis sekitar pukul 01.35 WIB.

Berita Rekomendasi

"Mereka (terduga teroris) enam orang, ngumpul di depan toko furniture, nggak lama polisi sampai satu per satu," kata Seno, seorang penjahit.

Menurut Seno, polisi turun dari lima mobil berpelat nomor D. Mereka menyergap keenam sasarannya dan sempat mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.

Setidaknya ada lima kali tembakan.

Pedagang kopi bernama Ade mengatakan, juga mengungkapkan hal yang sama.

"Ada 5 kali tembakan. Sempat ada perlawanan, ditembak kakinya 1 orang. Pas (teroris) digeledah, masing-masing bawa golok-celurit," ungkap Ade.

Baca: Warsini Gemetaran Jatuh Bangun Sampai Lima Kali, Sempat Terguling-guling di Turunan Curam

Ia menambahkan penyergapan berlangsung selama 15 menit. Setelah itu, para terduga teroris tersebut dibawa ke dalam mobil polisi.

Awaludin (40) pedagang buah yang melihat pengerebekan menceritakan, mulanya ada tiga pria tak dikenal datang dengan tiga sepeda motor.

"Ada tiga motor, dua berboncengan, satu lagi sendiri. Kalau dari posisi di seberang sepertinya dari arah Jakarta menuju Tambun. Jumlah terduga teroris yang ditangkap si saya engga tahu persis, tapi kalau di depan kios saya ada satu," ucapnya.

Tidak lama kemudian, sejumlah polisi berpakaian serba warna hitam datang dengan tiga mobil.

Mereka langsung melakukan penyergapan.

Baca: NR Menyesal Gara-gara Dia Pria Selingkuhannya Kritis Dibacok Sang Suami

Kedatangan polisi yang diduga dari Satuan Densus 88 itu membuat para terduga teroris terkejut hingga berlarian.

Seorang pelaku lari hingga membuang helm yang dibawanya.

Awaluddin menemukan helm warna biru itu tergeletak di pinggir jalan.

"Iya ini helm milik terduga teroris, saat dilakukan penangkapan helm dilepas dan dibiarkan jatuh, saat polisi selesai melakukan penangkapan helm ini tidak dibawa," ujarnya.

Nongkrong di Warung Nasi Goreng
Menurutnya, penggerebekan berlangsung tidak lama. Namun, ia melihat seorang pelaku melakukan perlawanan.

Polisi sampai menginjak seorang di antara teruga teroris karena terus meronta.

Baca: Mengapa Letusan Freatik Merapi tidak Terdeteksi Alat Pemantau?

"Kalau di tempat saya sih ada satu, saya lihat juga di depan pangkalan ojek online satu orang lagi tengkurep dan badannya di injak, untuk total yang ditangkap saya engga tahu persisnya berapa," sambung Awaludin.

Sebelum kejadian penangkapan, Awaludin mengaku melihat empat orang polisi berpakaian preman sedang makan di warung nasi goreng dengan makan terburu-buru.

Tidak jauh dari warung nasi terparkir tiga mobil. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dan keluar kios.

"Nah pas keluar saya lihat satu orang yang ditangkap di depan kios saya," ujarnya.

Ingin Serang Mako Brimob Pasca-rusuh
Polri menyatakan, empat terduga teroris yang ditangkap di Tambun Bekasi merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Mereka ditangkap karena hendak melakukan penyerangan ke Mako Brimob Depok pasca-rusuh di rumah tahanan markas korps tersebut yang menewaskan lima anggota Densus 88.

"Dari hasil pemeriksaan sementara, diperoleh informasi keempat terduga teroris merupakan jaringan JAD Bandung, Jawa Barat, yang akan bergerak ke Jakarta, khususnya Mako Brimob," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.

Baca: Juru Kunci Nyekar ke Makam Mbah Maridjan Bersamaan dengan Letusan Freatik Merapi

Dua dari empat terduga teroris tersebut, RA dan JG terpaksa ditembak karena melawan saat dalam perjalanan pasca-ditangkap.

"Mereka memberontak, berusaha mencekik anggota, hingga borgol yang dipakaikan terlepas," jelasnya.

RA dan JG sempat dirawat di RS Bhayangkara. Namun, setelah dua jam dirawat, RA meninggal dunia.

Sedangkan JG hingga saat ini masih dalam perawatan.

Keempat terduga teroris yang ditangkap adalah AM, kelahiran Medan, 8 Agustus 1979. Alamat tempat tinggal di Tasikmalaya; HG, kelahiran Tasikmalaya, 31 Mei 1977, alamat tempat tinggal di Tasikmalaya; RA, kelahiran Ciamis, 30 April 1977, alamat tempat tinggal di Tasikmalaya; dan JG, kelahiran Garut, 17 Mei 1988, alamat tempat tinggal di Tasikmalaya. (Tribun Network/dit/coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas