Jeirry Sumampow: Pengamanan di Gereja Sebelum Insiden Teror Bom Tidak Ekstra
"Pengamanan biasa oleh petugas keamanan. Di gereja tidak ada pengamanan ekstra, seperti saat Natal dan Paskah ada alat metal detector...
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Humas Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow, mengatakan menjelang terjadi ledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur, tidak dilakukan pengamanan ekstra.
Menurut dia, pengamanan hanya dilakukan oleh unsur pengamanan internal dari pihak gereja.
Serta tidak ada pemasangan alat metal detector di area masuk tempat-tempat ibadah tersebut.
Pengamanan ini berbeda dengan pengamanan saat hari besar keagamaan, seperti Hari Raya Natal dan Paskah.
Baca: Jokowi Tidak Gunakan Rompi Anti-Peluru Saat Tinjau Lokasi Ledakan Bom Di Surabaya
"Pengamanan biasa oleh petugas keamanan. Di gereja tidak ada pengamanan ekstra, seperti saat Natal dan Paskah ada alat metal detector yang dipasang sebelum masuk ke gedung gereja," tuturnya saat ditemui dalam sesi acara pernyataan sikap Melawan Aksi Teror dan Mendorong Pemilu Damai di Media Center Bawaslu RI, Minggu (13/5/2018).
Dia menduga, sebagian pelaku teror di tempat ibadah itu berjenis kelamin wanita.
Baca: Korban yang Dilarikan ke RS Bhayangkara Diketahui Kakak-beradik
Mengingat jenis kelamin wanita itu disinyalir, kata dia, tidak ada kecurigaan terhadap mereka.
Padahal, dia melanjutkan, jemaat gereja akan mencurigai orang baru yang masuk dalam lingkungan gereja.
"Di gereja ada perhatian khusus termasuk kepada orang baru yang beribadah," ujarnya.
Di kesempatan itu, dia menyampaikan ucapan turut berduka cita kepada para korban.
Baca: Viral Mayat Pria Asal Semarang Dibuang ke Tengah Laut setelah Disalatkan, Begini Keterangannya
Termasuk para pelaku yang disinyalir juga menjadi korban, karena melakukan aksi teror tidak berasal dari kemauan diri sendiri.
"Tidak hanya warga gereja, tetapi pelaku. Pelaku juga korban, karena tidak hadir dari kesadaran mereka sendiri," tambahnya.
Sebelumnya, terjadi tiga aksi pengeboman menyerang tiga gereja di Surabaya.
Aksi teror menyerang Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjunon pada Minggu (13/5/2018).
Akibat insiden itu, sebanyak 10 orang meninggal dunia dan 41 orang menderita luka.
Mereka menjalani perawatan di rumah sakit yang letaknya berada tidak jauh dari lokasi kejadian.