Soal Aksi Terorisme, Menhan Ryamizard: Bangsa Kita Kurang Silaturahmi
"Bangsa ini kurang silaturahmi, sehingga saling musuhan, dan terorisme itu bentuk permusuhan,”
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyindir pelaku aksi terorisme di Depok dan Surabaya dalam beberapa waktu terakhir kekurangan waktu untuk silaturahmi dengan masyarakat Indonesia lainnya.
Hal itu disampaikan saat melakukan konferensi pers dengan awak media di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat pada Senin (14/5/2018) siang.
Baca: Kembali Bagi-Bagi Sepeda, Kali Ini Jokowi Minta Menyebutkan dan Mencontohkan Bahasa Daerah
"Saya ajak kalian ke sini, makan-makan, menyambung silaturahmi. Saya mau kasih contoh bahwa sesama masyarakat Indonesia harus jalin hubungan, bangsa ini kurang silaturahmi, sehingga saling musuhan, dan terorisme itu bentuk permusuhan,” ujarnya.
Ryamizard mengatakan ancaman terbesar sebuah bangsa saat ini bukan lah perang militer terbuka.
Baca: Berniat Serang Sejumlah Tempat, Polisi Tangkap 7 Terduga Teroris Di Sidoarjo dan Surabaya
Tetapi justru perang melawan terorisme yang terjadi beruntun di kota Surabaya dalam dua hari terakhir.
"Ancaman tidak nyata itu perang terbuka, tapi itu hampir tidak mungkin di masa sekarang. Karena syaratnya bila keutuhan bangsa terganggu dan keselamatan bangsa terganggu, tapi itu bisa dicegah dengan pertahanan rakyat semesta,”katanya.
Baca: Kapolri: Saya Klarifikasi Soal Keluarga Dita, Mereka Tidak Pernah ke Suriah
"Tapi ancaman yang sebenarnya nyata adalah terorisme, saya sudah bilang itu sejak dua tahun lalu,”lanjut dia.
Ryamizard berharap kejadian terorisme di Surabaya dan Mako Brimob dalam waktu beberapa hari terakhir tak terulang lagi.
"Mudah-mudahan tak terjadi lagi dan ini menjadi pelajaran pahit bagi kita. Kita kurang bersatu saja, sehingga teroris masuk di celah-celah,”katanya.