Polri Bantah Adanya Pengalihan Isu di Balik Serangan Bom
Mabes Polri membantah adanya pengalihan isu di balik aksi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri membantah adanya pengalihan isu di balik aksi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan tudingan itu merupakan hoax alias kabar bohong.
"Percayalah, nggak ada, itu hoax," ujar Setyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Ia menyebut proses hukum nantinya akan membuktikan serangan teroris yang terjadi adalah murni kejahatan.
Baca: RSUD Soesilo Pastikan Bupati Tegal Enthus Susmono Meninggal akibat Gagal Jantung
Jenderal bintang dua ini pun mengaku tahu bahwa ada pihak-pihak yang berpikir serangan teroris ini hanya rekayasa.
Namun ia dengan tegas membantah ini adalah upaya pengalihan isu.
"Nanti kita buktikan. Kalau ini pengalihan isu, masa korbannya banyak sekali? Banyak yang mengatakan begini, karena Polri minta anggaran," tandasnya.
Sebelumnya, serangkaian serangan bom di Surabaya dan Sidoarjo dituding sebagai rekayasa pihak pemerintah.
Tudingan ini beredar di media sosial dan salah satunya ditulis oleh perempuan berinisial FSA, pemilik akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan.
Baca: Biasanya Cepat Pulang Selepas Misa, Go Derbin Ariesta Ternyata Jadi Korban Ledakan Bom di Gereja
"Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Sekali ngebom: 1. Nama Islam dibuat tercoreng ; 2. Dana trilyunan anti teror cair; 3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam. Sadis lu bong... Rakyat sendiri lu hantam juga. Dosa besar lu..!!!" tulis FSA, sebagaimana dikutip dari akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan, yang menjadi barang bukti polisi.
Perempuan yang diketahui berprofesi sebagai Kepala SMPN 9 Kayong Utara, Kalimantan Barat, ini juga menulis status tragedi Surabaya sebuah drama yang dibuat polisi agar anggaran Densus 88 Antiteror ditambah.
"Bukannya 'terorisnya' sudah dipindahin ke NK (Nusakambangan)? Wah ini pasti program mau minta tambahan dana anti teror lagi nih? Sialan banget sih sampai ngorbankan rakyat sendiri? Drama satu kagak laku, mau bikin drama kedua," tulis FSA juga.