20 Tahun Reformasi: Jendela-jendela Rumah Soeharto di Jalan Cendana Kini Tertutup
Presiden dengan masa jabatan sebagai Presiden terlama itu menyatakan mundur pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senin, 21 Mei 2018, tepat 20 tahun Presiden Kedua Republik Indonesia Muhammad Soeharto menyatakan mundur dari jabatan yang telah ia emban selama 32 tahun lamanya.
Presiden dengan masa jabatan sebagai Presiden terlama itu menyatakan mundur pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka.
Baca: Cerita tentang Amien Rais Sempat Dipunggungi ketika Orasi di DPR
Dilansir dari Kompas.com edisi Sabtu (21/5/2016), sehari sebelumnya pada 20 Mei 1998 adik Soeharto Probosutedjo yang berada di kediaman Jalan Cendana malam itu, mengungkapkan bahwa Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang di rumahnya di jalan Cendana nomor 6 Menteng Jakarta Pusat.
"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu. Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya.
Rumah bercat kombinasi hijau tua dan hijau muda dengan arsitektur rumah lama dengan banyak jendela itulah yang menjadi saksi dari kebimbangannya.
Kini 20 tahun kemudian, tirai-tirai putih terlihat menutupi jendela-jendela berkaca gelap di lantai satu dan lantai dua rumah itu. Tidak terlihat aktivitas apapun di balik kaca tersebut.
Cat kuning gading pada pagar besi yang mengelilingi rumah itu terlihat memudar. Beraneka pohon berdaun lebat memenuhi bagian depan, sementara sebuah sangkar besi dibalik rimbun pohon tersebut terlihat kosong.
Dedaunan pohon tersebut terlihat hijau dan rimbun. Trotoar jalan yang bersinggungan langsung dengan pagar dan tanaman rimbun yang menempel padanya terlihat bersih. Tak terlihat ada tumpukam sampah dedaunan atau sampah lainnya.
Di bagian tengah depan rumah tersebut tampak sebuah pos penjagaan. Terlihat dua orang petugas keamanan di pos tersebut dan sebuah televisi tabung berukuran layar sekira 14 inchi.
Sementara satu orang lainnya terlihat berjaga di sisi kanan halaman rumah.
Dua orang petugas tersebut enggan berkomentar ketika ditanya perihal rumah tersebut dan tidak terlihat adanya aktivitas baik di dalam rumah maupun di sekitar rumah selain para petugas penjaga rumah. Di sebelah kanan pos terlihat tiga buah mobil beraneka merek terparkir.
Begitu pula di luar gerbang. Jalan Cendana begitu sepi pada siang hari di Bulan Ramadan Senin (21/5/2018) ketika Tribunnews.com menyambanginya.
Tidak terlihat aktivitas dari orang-orang di sekitar rumah tersebut kecuali beberapa mobil dan beberapa sepeda motor yang melintas di Jalan Cendana Menteng Jakarta Pusat.
Berdasarkan seorang sumber, rumah tersebut kini sudah tidak ditinggali oleh keluarga Soeharto.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com Senin (39/1/2017), rumah Cendana tak lagi ditempati setelah Soeharto tutup usia. Sejumlah karyawan tinggal, mulai dari tukang kebun, petugas kebersihan, hingga petugas keamanan.
Meski begitu, rumah tersebut masih kerap digunakan keluarga untuk melakukan aktivitas rutin di Bulan Ramadan seperti Salat Tarawih dan Halal Bihalal.
"Tarawih, halal bihalal keluarga besar, masih di rumah Pak Harto yang dulu, Cendana ini," kata sumber pada Senin (21/5/2018).
Sumber juga mengatakan bahwa kini perawatan dan pengelolaan rumah tersebut ditangani oleh putri bungsu Soeharto yakni Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto. Namun sumber meminta agar informasi tersebut dikonfirmasi langsung ke keluarga Cendana.
"Untuk penanggung jawab pengelolaan kalau ndak salah Bu Mamiek. Tapi yang ini perlu di cek ulang," kata sumber.
Sayangnya, informasi tersebut belum berhasil dikonfirmasi hingga tulisan ini dimuat.
Dilansir dari Kompas.com edisi Selasa (19/12/2017) rumah tersebut rencananya akan dijadikan museum oleh pihak keluarga. Anak keempat Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto berharap rencana itu bisa segera direalisasikan.
Titiek menginginkan masyarakat bisa mengetahui kehidupan sehari-hari Soeharto dengan masuk ke rumah tersebut.
"Mudah-mudahan secepatnya biar masyarakat bisa lihat," kata Titiek di sela Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (19/12/2017).