Soal Ahmadiyah, PBNU Imbau Kedepankan Tabayyun
Lebih jauh, Helmy mengatakan perlu ada penegasan yang arif dan bijakasana dalam melihat persoalan perbedaan pendapat
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini angkat bicara terkait penyerangan jemaah Ahmadiyah yang diduga dilakukan sekelompok massa tak dikenal pada Sabtu (19/5/2018) dan Minggu (20/5/2018) lalu.
Menurut Helmy, dengan alasan apapun Islam tidak pernah membenarkan cara-cara kekerasan.
“Islam mengajarkan kedamaian. Jika ada perbedaan, kedepankan tabayyun dan dialog,” jelas Helmy dalam keterangannya, Selasa malam (22/5/2018).
Lebih jauh, Helmy mengatakan perlu ada penegasan yang arif dan bijakasana dalam melihat persoalan perbedaan pendapat.
“Islam mengajarkan metode berdakwah sebagai An-Nahl: 125 bahwa dakwah itu harus dialogis, dengan hikmah dan juga perdebatan yang santun. Bukan dengan kekerasan,” kata Helmy.
Helmy menyebut kejadian tersebut didasarkan minim atau bahkan nihilnya dialog.
“Apapun yang terjadi, dialog dan musyawarah harus dikedepankan untuk masa depan yang lebih damai dalam kebinekaan,” ungkap Helmy.
Kejadian dugaan penyerangan itu terjadi di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Massa melakukan pengrusakan rumah dan sepeda motor.
Sejumlah jemaah Ahmadiyah pun bahkan harus dievakuasi ke Kantor Kapolres Lombok Timur.
Polda NTB diketahui masih menyelidiki kasus pengrusakan tersebut.
"Polres Lombok Timur telah memeriksa 12 orang saksi korban dari jemaah Ahmadiyah, mereka semua sudah diperiksa," ujar Kabid Humas Polda NTB AKBP Komang Suartana, Selasa (22/5/2018) kemarin.