Pengamat: Koopsusgab Efektif Berantas Terorisme
Menurutnya terorisme bukan hanya pada penegakan hukum saja melainkan menyangkut aspek ideologi dan lain sebagainya.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesian Muslim Crisis Centre (IMCC) Robi Sugara, menilai pengaktifan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) cukup efektif dalam menangani ancaman terorisme di indonesia.
“Untuk saat ini menurut saya sih cukup efektif, sambil kita menunggu katanya dalam minggu ini RUU terorisme akan disahkan,” ujar Robi kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (25/5/2018).
Menurut Robi, dalam RUU terorisme butuh ada aturan tambahan sebab baru dicantumkan keterlibatan militer pada RUU teroris yang akan disahkan.
Menurutnya terorisme bukan hanya pada penegakan hukum saja melainkan menyangkut aspek ideologi dan lain sebagainya.
“Butuh semua aspek bukan hanya militer tetapi kelompok sosial, kelompok masyarakat, ulama, semua harus terlibat dan harus dicantumkan dalam RUU teroris,” ujarnya
Lanjut Robi, pelibatan TNI dalam terorisme penting apa lagi militer memiliki kekuatan satuan berbagai matra yang cukup efektif. Ia mencontohkan seperti halnya apa yang terjadi di negara Perancis dalam kondisi darurat militer, ikut turun tangan meredakan situasi, namun ketika kondisi sudah dinyatakan aman diserahkan kembali kepada polisi.
Saat ini, Robi menambahkan, ada dua macam ancaman terorisme, pertama kelompok teroris yang ada didalam penjara. mereka itu butuh penanganan managemen yang bagus.
Data teroris yang ditangkap ada sekitar 70 orang terkait dengan kelompok teror kemarin. Sebab dikhawatirkan kejadian kerusuhan di Mako Brimob akan menjadi tren bagi para teroris untuk melakukan perlawanan didalam penjara, “karena kita tahu lemahnya sistem didalam penjara, soal keamanan apa lagi dilapas-lapas itukan sangat terbuka sekali, itu juga tentu menjadi kekahwatiran,’’ jelasnya.
Ancaman yang kedua yaitu tren teror menargetkan anggota kepolisian seperti halnya menyerang kantor-kantor polisi, teroris yang mempunyai ilmu merakit bom, tentu saja akan berusaha untuk melakukan usaha pengeboman, tapi bagi mereka yang tidak bisa melakukan hal tersebut, mereka akan bermodalkan senjata sederhanda seperti pisau untuk menyerang para anggota polisi, ”hal semacam itu paling mungkin mereka lakukan,” katanya.