Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bertemu Jusuf Kalla, Pengusaha Konstruksi Ingin Lebih Dilibatkan Dalam Proyek Pemerintah

"Itu kan gede-gede semua, dan itu semua dikerjakan BUMN, cuma kan penugasan semua,"

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bertemu Jusuf Kalla, Pengusaha Konstruksi Ingin Lebih Dilibatkan Dalam Proyek Pemerintah
Setwapres.Id
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia atau Gapensi di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, pada Senin (28/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia atau Gapensi melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (28/5/2018).

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Pusat Gapensi, Andi Rukmana Karumpa menyampaikan permasalahan menyangkut kontruksi nasional.

Baca: Diduga Gabung ISIS, Seorang Mahasiswi Dideportasi dari Suriah

Dia menyatakan dari 147 ribu anggota kontruksi nasional masih ada yang tidak mengikuti proyek pembangunan infrastruktur Pemerintah.

"Kami sampaikan bahwa dari 147 ribu anggota pelaksana konstruksi nasional di Indonesia saat ini semua masih menanti Nawacita pembangunan infrastruktur, masih banyak yang belum kebagian (proyek), apalagi mau lebaran," ujar Andi Rukmana.

Baca: Dirjen Dukcapil Tepis Tudingan KTP-el yang Tercecer di Bogor Adalah Palsu

Andi menjelaskan 16 proyek strategis nasional dikerjakan BUMN dengan nilai total hampir Rp 6000 Triliun.

"Itu kan gede-gede semua, dan itu semua dikerjakan BUMN, cuma kan penugasan semua," jelas Andi.

Berita Rekomendasi

Bahkan, dari 147 ribu anggota pelaku kontruksi hanya 1 persen saja yang melibatkan pihak swasta.

"1 persen loh pengusaha yang besar, 1 persen coba dimanfaatkan benar-benar untuk bisa bergabung dengan BUMN itu," ungkapnya.

Dirinya menilai kemampuan pengusaha kontruksi dari pihak swasta tak kalah baik dari BUMN

"Bisa dong, kita juga mampu, kenapa enggak. Cuman memang kualifikasi untuk kelas itu kan masih didominasi BUMN, itu yang ingin kita ubah dalam pangsa pasar itu," ujar Dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas