Esensi Kebijakan Pangan Era Amran: Menyayangi Petani
Kebijakan pangan di era Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawacita menjadi landasan program kerja pemerintah yaitu mencapai swasembada pangan
Editor: Content Writer
Pencapaian peningkatan produksi juga diikuti dengan meningkatnya kesejahateraan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yaitu NTP tahun 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06% dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59. NTUP rata-rata nasional tahun 2016 juga berada di posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Tahun 2016 NTUP mencapai 109,86 atau naik 2,3% dibandingkan tahun 2015.
Tak heran, capaian-capaian tersebut pun telah membawa Indonesia untuk mewujudkan kedaulatan pangan yakni tidak impor beras, bawang, dan cabai.
Sementara impor jagung turun secara signifikan mencapai 62% (2016) dan belum ada impor di tahun 2017. Selain berhasil menekan impor, Indonesia kini telah melakukan ekspor, seperti beras ke Papua Nugini dan Srilanka. Indonesia juga ekspor jagung ke Malaysia dan Timor Leste, serta bawang merah juga sudah ekspor ke Vietnam, Filipina, Timor Leste dan Singapura.
Harus dicatat juga, produksi pertanian 2017 Rp 1.344 T naik Rp 350 T dari 2013, invetasi pertanian 2017 Rp 45.9T naik 14% pertahun sejak 2013 dan nilai ekspor 2017 Rp 441T naik 24% dari 2016.
Dulu impor jagung 3.5 juta ton setara Rp 10T, kini menjadi negara eksportir jagung. Dan sejak 2016 tidak impor cabai segar
Demikian juga di 2014 impor bawang merah 72 ribu ton, tapi di 2017 Kementan berhasil membalikan menjadi ekspor 7.750 ton ke 6 negara. Kini pun sudah ekspor telur, daging ayam olahan, edamame, sayuran dan buah.
Hebatnya lagi, program pangan pun berhasil menurunkan kemiskinan penduduk desa 2017 sebesar 4.7% dari 2015
Perlu semua pihak menyadari bahwa program terobosan tersebut di atas, sebagian adalah investasi yang dampak multiflier-nya akan dirasakan dalam 5 sampai dengan 10 tahun ke depan. Seperti misalnya, program Inilah kunci keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Untuk program pengembangan prasarana dan sarana pertanian, Kementerian Pertanian merehabilitasi jaringan irigasi tersier 3.47 juta hektar terbesar sepanjang sejarah. Membangun embung 2.278 unit embung, damparit/longstorage. Kemudian, perluasan dan optimasi lahan 1.08 juta hektar dan lahan rawa 467 ribu hektar. Memberi alsintan gratis 370 ribu unit naik 4700 persen dari 2013. Perjalanan dinas direvisi untuk petani Rp 800 miliar.
Program pangan pun menjamin tetap berproduksi melalui asuransi 1.2 juta hektar pertama kali dalam sejarah. Membangun 1.313 desa mandiri benih, membangun 714 desa pertanian organik.
Program peningkatan produksi daging sapi dalam negeri melalui Inseminasi Buatan 3.5 juta ekor sapi dan lahir lebih dari 1.5 juta sapi. Bantuan ayam kampung unggul 10.000 ekor.
Di sub sektor lainnya, program kemengan telah membangun sentra/ lumbung pangan 5 provinsi, 12 kabupaten perbatasan untuk ekspor. Juga mengembangkan rempah mengembalikan kejayaan RI.
Dalam upaya mengejar swasemnbada gula, Kementerian pertanian mendorong investasi 4 pabrik gula baru dan revitalisasi pabrik gula eksisting. Di sisi lain, untuk mendorong terpenuhinya pangan keluarga, yang sehat. Kementerian pertanian meluncurkan program pengembangan kawasan hortikultura dan kawasan rumah pangan lestari.(*)