Terkait Kasus KTP Elektronik, Bamsoet Mengaku Tidak Kenal dengan Made Oka
Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) memanggil sejumlah anggota DPR untuk diperiksa sebagai saksi kasus KTP elektronik.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) memanggil sejumlah anggota DPR untuk diperiksa sebagai saksi kasus KTP elektronik.
Salah satu yang dipanggil pada Senin ini yakni Ketua DPR Bambang Soesatyo ( Bamsoet) . Pemanggilan Bamsoet sebagai saksi terkait penyidikan kepada dua tersangka korupsi KTP elektronik Irvanto Hendra Pambudi (IHP)dan Made Oka Masagung.
Ketika dikonfirmasi, Bamsoet mengaku tidak kenal dengan Made Oka Masagung yang diduga merupakan pemilik PT Delta Energy dan PT OEM Investmen.
Made Oka diduga merupakan perantara pembagian komisi sebesar 5 persen kepada anggota dewan. Ia juga diduga menampung dana korupsi Novanto.
"Saya tidak kenal Made Oka. Sering dengar namanya iya. Tapi nggak kenal," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (4/6/2018).
Baca: Dipanggil KPK, Ketua DPR Bambang Soesatyo Tidak Khawatir Citranya Turun
Sementara itu Bamsoet mengaku kenal dengan Irvanto. Bamsoet kenal Irvanto karena merupakan anggota Partai Golkar.
Selain itu Irvanto juga merupakan keponakan terpidana kasus KTP elektronik , Setya Novanto.
Irvanto diduga sebagai kurir pemanggian komisi ke sejumlah anggota dewan.
"Kalau irvanto ya saya pasti kenal karena kan dia di Golkar juga dan beberapa kali bertemu di rumah pak Novanto. Ya kenal begitu saja sebagai keponakannya pak Novanto. Tapi biarlah nanti fakta-fakta hukum yang bicara. Kalau lebih detailnya tanyakan kepada mas Febri (Jubir KPK)," katanya.
Pemanggilan sejumlah anggota dewan, salah satunya Bamsoet dalam perkara elektronik untuk mengetahui pengangguran proyek tersebut di di DPR.
Bamsoet sendiri tidak bisa hadir dalam pemanggilan KPK pada hari ini lantaran jadwalnya bertabrakan dengan kegiatan DPR.
Bamsoet juga tidak hadir saat dipanggil pertama kali pada tahun lau. Saat itu Bamsoet beralasan pemanggilan dirinya bentrok dengan Munaslub Golkar.