Kelompok Teroris Anggap Ramadan Bulan Amaliyah, Kapolri Minta Jajarannya Tingkatkan Kewaspadaan
Jenderal bintang empat ini pun mencontohkan beberapa peristiwa teror yang memang terjadi jelang Lebaran, seperti bom Bali II dan bom Kedubes Australia
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan pihaknya terus berusaha melakukan pengamanan dan memonitor aksi teror, jelang Hari Raya Idul Fitri.
Alasannya, ia mengatakan kelompok radikal memang kebanyakan melakukan aksi teror di bulan Ramadan lantaran menganggap amaliyah yang dilakukan di bulan suci ini akan mendapat pahala.
Baca: Kapolri: Lima Terduga Teroris yang Ditangkap di Lampung Pengikut Jaringan JAD
"Ini adalah hari besar bagi umat Islam tapi kita perlu juga kewaspadaan karena kelompok-kelompok terorisme ini yang punya ideologi tersendiri itu justru menganggap bulan Ramadan itu adalah bulan amaliyah," ujar Tito di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/6/2018).
"Artinya, kalau melakukan aksi di bulan Ramadan, menurut mereka pahala lebih besar dibanding bulan-bulan sebelumnya. Bukan justru diam pas bulan Ramadan," imbuhnya.
Jenderal bintang empat ini pun mencontohkan beberapa peristiwa teror yang memang terjadi jelang Lebaran, seperti bom Bali II dan bom Kedubes Australia.
Baca: Bagaimana Menghadapi Penyebaran Paham Terorisme di Kampus?
Oleh karena itu, Tito memerintahkan jajarannya untuk terus memonitor jaringan teroris di berbagai daerah menjelang Lebaran.
"Beberapa peristiwa seperti bom Bali II, bom Kedubes Australia itu menyettingnya di bulan Ramadan," tandasnya.