Melongok Ruang Kerja Presiden Soeharto di Cendana setelah Lama Pintunya Digembok
Awak media mendapat kesempatan melihat isi ruang kerja Presiden ke-2 RI Soeharto di kediaman pribadinya, di Jalan Cendana.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah awak media mendapat kesempatan melihat isi ruang kerja Presiden ke-2 RI Soeharto di kediaman pribadi, di Jalan Cendana 6-8, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018) kemarin.
Adalah putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut, memberi kesempatan kepada pencari berita untuk melongok ruang sakral yang selama 32 tahun digunakan ayahnya bekerja dalam memimpin Indonesia.
Pintu berwarna coklat menyambut awak media begitu hendak masuk ke ruang kerja Seoharto.
Ruang kerja tersebut masih terkunci dengan gembok sebelum empunya rumah membukanya untuk kunjungan awak media ini.
"Ini digembok biar enggak ada orang yang keluar masuk," kata Mbak Tutut di depan ruang tersebut.
Ruangan tersebut berukuran sekitar 5x5 meter persegi dengan dinding bernuansa warna biru langit.
Saat memasuki ruangan itu, terpasang sebuah foto besar mendiang Soeharto berukuran sekitar 1,5x1 meter persegi di atas sebuah pigura di belakang meja kayu berbuntuk lingkaran. Meja tersebut dikelilingi lima kursi sofa kulit berwarna hitam.
Di salah satu dinding ruangan tersebut terlihat sebuah lukisan berukuran sekitar 2,5x1,5 meter persegi bergambar tokoh pewayangan Hanoman.
Selain itu terlihat juga sebuah bendera Merah Putih yang dipasang pada sebuah tiang dan ditempatkan di antara dua tombak kuno warna coklat di salah satu sudut ruangan tersebut.
Di sudut lainnya terlihat dua buah patung berbentuk figur binatang bersayap berwarna kuning keemasan berukuran sekitar 1x0,5 meter persegi yang ditempatkan di kanan dan kiri sudut ruangan.
Terdapat dua buah jam dinding yang masih berfungsi di dalam ruangan tersebut. Jam pertama yang terletak di dinding bagian atas berbentuk persegi panjang dengan gambar seperti bangunan bertingkat bernuansa laut.
Sedangkan jam kedua berbentuk setengah lingkaran dengan ornamen kayu dan kuning keemasan yang diletakan di sebuah meja di sudut ruangan.
Di dinding bagian atas bagian tengah ruang tersebut terpampang Garuda Pancasila. Pada dinding bagian lainnya terlihat foto Soeharto bersama Tien Soeharto berukuran sekitar 50x25 cm persegi.
Mbak Tutut mengungkap, Soeharto yang dijuluki "The Smilinf General" semasa menjabat presiden biasa menerima tamu-tamu kenegaraan seperti para menteri orde baru, di ruangan tersebut.