Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Soal Aksi Teror di Kampus: Proses Deredikalisasi Terus Berjalan

"Memang radikalisme ini tidak muncul tiba-tiba. Ini sudah proses yang lama dan tidak mendadak datang," kata Presiden

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Jokowi Soal Aksi Teror di Kampus: Proses Deredikalisasi Terus Berjalan
Biro Pers Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo berpidato dalam acara penyerahan sertifikat hak atas tanah di Masjid Jamiatul Huda Ketaping Bypass, Padang, Sumatra Barat, Senin (21/5/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Untuk menanggulangi agar paham radikalisme tidak semakin meluas, termasuk ke kampus-kampus, pemerintah akan terus melakukan proses deradikalisasi yang telah berjalan.

"Memang radikalisme ini tidak muncul tiba-tiba. Ini sudah proses yang lama dan tidak mendadak datang," kata Presiden sesuai keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan, Kamis (7/6/2018).

Baca: Kapolres Jakarta Barat Ingatkan Ancaman Terorisme saat Gelar Apel Operasi Ketupat

Menurut Presiden, proses-proses untuk deradikalisasi sudah digerakkan oleh pemerintah misalnya melalui BNPT untuk pencegahan atau tindakan di Polri dan TNI.

Namun Presiden berharap, proses deradikalisasi yang saat ini digerakkan pemerintah tidak hanya berjalan sendirian.

Menurutnya, keterlibatan berbagai elemen masyarakat dan organisasi keagamaan juga penting sebagai upaya pencegahan sejak dini.

"Misalnya Majelis Ulama Indonesia juga ikut berperan, kemudian Nahdlatul Ulama juga ikut berperan, dan Muhammadiyah juga kita ajak berperan bersama. Memang kalau melihat data yang terpapar itu angkanya sudah sangat mengkhawatirkan. Ini yang terus akan kita kerjakan," ucapnya.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai diperlukan atau tidaknya regulasi yang secara khusus mengatur soal radikalisme di lingkungan kampus ini.

Berita Rekomendasi

"Baru dalam proses kajian oleh Kemenristekdikti. Tetapi kalau memang regulasi itu diperlukan, akan kita buat. Tapi ini masih dalam kajian," tuturnya.

Baca: Bertemu Dubes Australia, Wiranto Bahas Kerjasama Antisipasi Ancaman Terorisme

Ia menegaskan, radikalisme di kampus dan pencegahannya sama sekali tidak berkaitan dengan prinsip kebebasan akademik atau berserikat. Dua hal itu menurutnya adalah hal berbeda yang tidak saling terkait.

"Tidak ada hubungannya antara kebebasan akademik atau kebebasan berserikat dengan proses pencegahan radikalisme. Ini adalah proses dalam rangka eksistensi negara kita ini, bukan yang lainnya," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas