Mensos Jemput Tujuh Anak Pelaku Teror Surabaya dan Sidoarjo di Bandara Halim Perdanakusuma
Kini giliran Menteri Sosial, Idrus Marham yang menjemput langsung tujuh anak terduga teroris di Bandara Halim Perdanakusuma sore harinya
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah siang tadi, Selasa (12/6/2018) terjadi penyerahan anak dari
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin ke Kementerian Sosial yang diwakili oleh staf khusus Kemensos.
Kini giliran Menteri Sosial, Idrus Marham yang menjemput langsung tujuh anak terduga teroris di Bandara Halim Perdanakusuma sore harinya.
Baca: Saat Risma Menemui Anak-anak Teroris Surabaya, Ini yang Dilakukannya
Ditemui awak media di ruang VIP Bandara, Idrus Marham yang menggunakan kemeja putih ini mengaku baru saja menyambut kedatangan anak-anak korban terorisme dan berbuka puasa bersama.
Ketujuh anak itu yakni Ais (8) anak dari pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya, tiga anak pelaku di rusun Wonocolo, Sepanjang Sidoarjo, AR (15) FP (11) dan GH (10) serta tiga anak Teguh, pelaku yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror di Manukan Surabaya.
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo seluruh anak bangsa yang jadi korban dari teroris harus ditangani secara baik tidak ada diskriminasi, termasuk anak pelaku bom, harus dirawat dibina," ungkap Idrus.
Idrus menambahkan, sesuai dengan Undang-Undang, anak-anak ini punya hak yang sama dengan anak bangsa yang lain.
Tumbuh kembang mereka harus diperhatikan dan mendapat pendidikan yang benar.
"Di Kemensos kami akan berikan pendampingan pada mereka utamanya kembalikan kepercayaan diri mereka pada gilirannya nanti kita kikis paham radikalisme yang mungkin berasal dari ajaran orang tuanya dulu," tegas Idrus.
Baca: Tujuh Anak Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Kini di Bawah Pengawasan Kemensos
Sebelumnya pascaserangkaian aksi teror di Surabaya, ketujuh anak ini menjalani perawatan dan pendampingan psikologis di RS Bhayangkara Polda Jatim sejak 13 Mei 2018.
Kini mereka akan dilakukan perawatan dan pendampingan lanjutan oleh Kemensos dengan tujuan utama mereka mendapatkan pemahaman keagamaan yang benar. Setelah itu ditentukan siapa yang berhak mengasuh dan merawatnya.
Selama dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim, Kapolda Jawa Timur, Irjen Machfud menegaskan kondisi mereka cukup baik dan secara psikologis terus menunjukkan hal positif.