Pembatalan Tiket Kereta Api Marak Karena Terlambatnya Informasi Libur Lebaran
"Liburan sekolah panjang sampai Juli. Informasi sebelumnya kan belum ada info libur anak, jadi setelah tahu sampai Juli, kemudian mereka beralih."
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membludaknya pembatalan tiket kereta api yang mencapai 500-800 perharinya disebabkan berbagai faktor, salah satunya ialah keterlambatan informasi terkait libur lebaran yang didapatkan calon pemudik.
Biasanya, sebulan setelah pembelian tiket, calon pemudik baru mendapatkan informasi terkait adanya mudik gratis dari berbagai instansi, membuat mereka beralih dan membatalkan tiket perjalanan yang sudah dibeli.
"Beli tiket, harinya, tanggalnya, kereta apinya, setelah sebulan, ada informasi mudik gratis, atau informasi dari instansi lainnya, baru mereka beralih membatalkan memilih untuk gratis," ujar Senior Manager PT KAI DAOP 1 Jakarta, Edy Kuswoyo, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/6/2018).
Baca: 52 Tahanan KPK Rayakan Lebaran Bersama
Faktor lainnya yakni mereka yang beralasan kesehatan, informasi libur sekolah dan cuti bersama yang baru didapatkan, juga mereka yang memutuskan menggunakan moda transportasi lain ataupun kendaraan pribadi.
"Liburan sekolah panjang sampai Juli. Informasi sebelumnya kan belum ada info libur anak, jadi setelah tahu sampai Juli, kemudian mereka beralih," imbuh Edy.
Sebelumnya, terlihat kepadatan di loket pembatalan tiket Stasiun Pasar Senen, sekitar 500 hingga 800 tiket kereta api dibatalkan setiap harinya.
Tiga bulan tiket dipasarkan, tidak sedikit masyarakat yang berspekulasi melakukan pembelian. Mereka terbiasa berspekulasi membeli tiket, karena takut tidak kebagian.
"Jadi tradisi dari tahun ke tahun memang seperti itu, 3 bulan, atau 90 hari tiket dipasarkan, banyak penumpang yang spekulasi," paparnya.