Suhardi Alius Ajak Negara PBB Untuk Tingkatkan Peran Pemuda Dalam Pencegahan Terorisme
Negara anggota PBB memiliki peran penting utamanya dalam ‘strategic communication’ dalam menangani penyalahgunaan internet termasuk media sosial untuk
Editor: Toni Bramantoro
Lebih lanjut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini menyampaikan bahwa selama ini program BNPT utamanya dalam menjalankan program pendekatan lunak (soft approach) telah dilakukan di desa-desa seperti Lamongan, Jawa Timur dan Deli Serdang, Sumatera Utara sebagai upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk tidak memarginalkan mantan teroris dan keluarga, termasuk anak-anaknya untuk hidup di masyarakat dalam suasana damai dan tentram.
Sementara itu Sekjen PBB, Antonio Gutteres sendiri seperti disampaikan Kepala BNPT juga menyetujui bahwa ke depannya metode pendekatan lunak atau lazim dikenal sebagai upaya pencegahan akan membuahkan hasil yang lebih baik di masa mendatang.
“Sekjen PBB mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara anggota PBB yang memliki pengalaman yang terbaik diantara negara anggota PBB dalam memajukan pendekatan lunak dalam penanggulangan terorisme,” ujar suami dr. Riri Nusrad Kanam ini usai pertemuan tersebut.
Sekjen PBB juga menyambutkan bahwa Indonesia akan memainkan peranan kepemimpinan di kawasan, khususnya di Asia Tenggara untuk mendorong terbentuk rencana aksi kawasan pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan di ASEAN.
“Sekjen PBB tadi mengatakan bahwa fokus utama pada pencegahan merupakan dasar dari rencana aksi nasional tersebut. Dimana kita (Indonesia) akan memainkan peranan khususnya di Asia Tenggara,” tutur Kepala BNPT.
Sekjen PBB juga memuji Indonesia dalam upaya penanggulangan terorisme, terutama sejak terbentuknya BNPT yang memiliki fungsi koordinatif terhadap berbagai kementerian dan lembaga pemerintah.
“Beliau juga menyampaikan bahwa kehadiran kami di acara KTT tersebut menunjukan komitmen politik tinggi Indonesia dalam upaya penanggulangan terorisme secara bersama oleh masyarakat Internasional,” katanya mengkahiri.
Seperti diketahui, KTT yang mengumpulkan para pimpinan Badan Anti Teror seluruh dunia ini merupakan konferensi pertama yang diselenggarakan PBB. KTT ini bertujuan untuk membangun kemitraan baru dalam kerja sama multilateral guna meningkatkan upaya-upaya penanggulangan terorisme oleh masyarakat internasional.
Selain para pejabat pemerintah, peserta Konferensi ini juga berasal dari organisasi-organisasi regional dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Pada KTT kali ini Kepala BNPT didampingi oleh Direktur Regional dan Multilateral BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, S.IP, SH, MA serta Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB di New York yaitu Duta Besar Dian Triansyah Djani.