Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilih Cenderung Memilih Kandidat Teknorat pada Pilkada 2018

Vermonte, menilai pemilih di Pilkada 2018 mempunyai kecenderungan memilih pasangan calon berlatar belakang teknokrat

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
zoom-in Pemilih Cenderung Memilih Kandidat Teknorat pada Pilkada 2018
TRIBUNNEWS.COM/ANDRI MALAU
Suasana Kerja di War Room Litbang Kompas di Lobio lantai 7 Gedung Palbar, Ruang Ruby, Jakarta, Rabu (15/2/2017). Lebih dari 60 anggota tim Litbang Kompas bekerja menyajikan data hitung cepat, Live Count dan Exit Poll yang akan ditayangkan di Kompas TV, Kompas.com, Tribunnews.com, Kontan, Sonora 92 FM, Motion 975 FM. (TRIBUNNEWS.COM/ANDRI MALAU) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center For Strategic and International Studies, Philip J Vermonte, menilai pemilih di Pilkada 2018 mempunyai kecenderungan memilih pasangan calon berlatar belakang teknokrat.

Menurut dia, hasil pesta demokrasi rakyat itu juga menunjukkan keberlangsungan lahirnya generasi baru pemimpin di tanah air. Sehingga, kata dia, terlihat pemimpin bangsa terlahir dari daerah.

"Pemilih mencari figur demikan. Ada kecenderungan pemilih memilih kandidat teknokrat," ujar Philip J Vermonte, ditemui di kantor SMRC, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).

Untuk sementara, hasil Pilkada di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, mempunyai tipe pemimpin mirip seperti Presiden Joko Widodo.

Dia menilai, Jokowi terpilih sebagai presiden berkat dari adanya sistem desentralisasi yang memberikan peluang kepada daerah untuk mengatur rumah tangga sendiri.

"(Joko Widodo,-red), Lahir dari anak kandung otonomi daerah," tuturnya.

Dia mencontohkan, hasil Pilkada di Provinsi Jawa Barat. Untuk sementara, pasangan calon gubernur-wakil gubernur, Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul Ulum menempati urutan pertama hasil quick count.

Berita Rekomendasi

Dia melihat ada 'kebocoran' dari pemilih PDI Perjuangan yang tidak memilih pasangan calon TB Hasanuddin-Anton Charliyan. Justru dukungan itu diberikan kepada Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul Ulum.

"Memperlihatkan dari orang ini figur relatif non partai. Terlihat yang dikalahkan jaringan politik keluarga yang sudah establish," kata dia.

Dia menambahkan, pemilih sudah lebih dewasa mencari pemimpin. Kedewasaan pemilih itu merupakan efek dari Pilkada sebelumnya, di mana suatu daerah berhasil memunculkan calon yang dianggap mampu membangun daerah.

"Pemilih mulai membandingkan dengan tempat yang berhasil, ada benchmark ketika memilih local leader. Peringatan bagi parpol ada arus lain di antara pemilih," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas